Kotabaru (ANTARA News) - Aksi pengoplosan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar dengan minyak tanah akhir-akhir ini diduga kembali terjadi di wilayah Kotabaru, Kalimantan Selatan (Kalsel). Pasalnya, penjualan minyak tanah di pangkalan kini mulai "ramai".
"Biasanya pangkalan mampu menghabiskan jatah minyak tanah satu tangki (5.000 liter) antara 6-7 hari, namun akhir-akhir ini hanya dua-tiga hari saja," kata Ketua Himpunan Pengusaha Minyak dan Gas (Hiswanamigas) Kotabaru, H Amrah Muslimin, di Kotabaru, Sabtu.
Amrah mengaku belum mengetahui secara pasti, kelompok masyarakat mana yang mulai melakukan pengoplosan BBM solar dengan minyak tanah tersebut.
"Bisa jadi dilakukan oleh nelayan, karena ingin menghemat biaya operasional dengan mengganti BBM kapal dengan solar oplosan," katanya.
Tidak menutup kemungkinan juga dilakukan oleh oknum masyarakat, kemudian hasil oplosannya dijual ke daerah tambang.
Ketua Hiswanamigas yang juga pemilik PT. Melati Indah Mandiri mengatakan, rata-rata setiap bulan berhasil menjual sekitar 465 ton minyak tanah ke sekitar 35 pangkalan yang tersebar di 31 desa dan 11 kecamatan di Kotabaru.
Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Kotabaru, H Akhmad Rivai, MSi, menjelaskan, perusahaan tambang batu bara di Kotabaru sebagian mulai meningkatkan aktifitasnya, seiring dengan membaiknya harga batu bara di pasaran.
Rivai mengaku tidak mengetahui apakah ada perusahaan tambang batu bara yang menggunakan BBM oplosan.
Menyinggung keperluan minyak tanah di 20 kecamatan di Kotabaru dan sekitarnya, Rivai, mengatakan, hingga saat ini kebutuhan minyak tanah di Kotabaru masih relatif stabil, tidak terjadi peningkatan.
"Berdasarkan kebutuhan dan kuota dari tiga agen minyak tanah di Kotabaru, hingga saat ini masih seimbang dan normal-normal saja," ujarnya.
Tiga agen minyak tanah tersebut, pertama, PT. Harmiyati Jailani, rata-rata kuota per bulan 565 ton yang dibagikan kepada 38 pangkalan di 34 desa dan 13 kecamatan di Kotabaru.
Kedua, PT. Anggrek Jaya Sari Puspita rata-rata mendistribusikan minyak tanah sekitar 1.388 ton per bulan, dibagikan kepada 50 pangkalan di 37 desa dan 14 kecamatan.
Ketiga, PT. Melati Indah Mandiri rata-rata setiap bulan berhasil menjual sekitar 465 ton minyak tanah ke sekitar 35 pangkalan yang tersebar di 31 desa dan 11 kecamatan di Kotabaru.
"Mungkin sebagiana besar kuota minyak tanah untuk Kotabaru tersebut dikonsumsi oleh rumah tangga, jika ada selain untuk kebutuhan rumah tangga, mungkin jumlahnya relatif kecil," katanya.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010