Mamuju (ANTARA News) - Puluhan warga Pasar Sentral Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat melakukan aksi protes dengan cara menutup jalan di samping pasar itu dengan sampah yang sudah membusuk.

Pemantauan di Mamuju, Jum`at, puluhan warga di Pasar Sentral Mamuju secara beramai-ramai mengangkut sampah busuk yang ada di sekitar pasar itu, kemudian menutup Jalan Mangga yang terletak di samping pasar dengan sampah busuk.

Akibatnya, sejumlah warga tidak bisa melintas di jalan itu, karena jalan itu sudah tertutup sampah setinggi satu meter, dan warga juga mengalihkan pengguna jalan mengambil jalur lain.

Sejumlah warga tersebut melakukan aksi tutup jalan dengan sampah busuk sebagai bentuk protes kepada pemerintah Kabupaten Mamuju yang tidak segera membersihkan sampah yang sudah dua minggu membusuk di Pasar Sentral Mamuju.

"Warga yang berada di sekitar pasar maupun di dalam pasar sudah tidak tahan lagi dengan bau busuk sampah yang sudah dua minggu tidak dibersihkan pemerintah," kata Fadli salah seorang warga.

Padahal, lanjutnya, warga sudah membayar retribusi kepada pemerintah agar segera membersihkan setiap sampah yang ada di pasar tersebut.

Ia mengatakan, sampah tersebut juga mengganggu pengguna jalan, karena sampah yang sebelumnya bertumpuk di sekitar pasar tidak membuat leluasa para pengguna jalan yang akan melintas.

Menurut dia, selain memprotes sampah busuk di Pasar Sentral Mamuju warga melakukan protes karena di pasar itu tidak ada terminal yang dapat mengatur arus lalu lintas.

"Kami ingin ada penertiban di kawasan jalan di sekitar pasar karena sangat sempit dilalui kendaraan, karena salama ini antara pedagang sering bertengkar bahkan saling adu jotos dengan sejumlah sopir angkutan umum, karena sering bersenggolan antara jualan dan mobil mereka," ujarnya.

Oleh karena itu, ia meminta pemerintah segera melakukan penertiban di pasar itu, baik masalah sampah maupun mengatur lalu lintas agar tidak mengganggu penjual yang ada di pasar itu.

"Kalau tidak ada perhatian pemerintah dengan masalah di pasar ini maka kami akan melakukan aksi ini terus menerus," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010