jauh lebih rendah dibandingkan dengan Jawa terkait kapasitas pelayanan kesehatan

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memaparkan sejumlah evaluasi terkait kapasitas dan kualitas pelayanan rumah sakit di Tanah Air selama pandemi COVID-19.

"Kita mengevaluasi selama Maret sampai Agustus, pertama terkait kapasitas tempat tidur dan ruang isolasi rumah sakit yang belum merata untuk pasien COVID-19," kata Deputi bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan Kementerian PPN/Bappenas Dr Subandi Sardjoko saat diskusi daring yang dipantau di Jakarta, Senin.

Di samping itu, peralatan emergensi dan pelayanan intensif yang masih kurang di banyak rumah sakit masih ditemukan. Kemudian manajemen dan tata kelola kasus yang belum siap dalam menghadapi kondisi pandemi atau Kejadian Luar Biasa (KLB).

"Poin ke empat masih terdapat disparitas pelayanan tenaga kesehatan khususnya spesialis antarwilayah," katanya.

Subandi Sardjoko mengatakan persoalan sistem rujukan pelayanan yang belum adaptif terhadap kondisi darurat nasional juga masih terjadi atau dijumpai sehingga perlu perbaikan ke depannya.

Terakhir, Bappenas juga mengevaluasi masih kurangnya integrasi antarfasilitas pelayanan kesehatan antara Puskesmas, rumah sakit dan laboratorium dalam deteksi serta surveilans kasus.

"Jadi itu beberapa isu yang masih harus kita tangani dan tentunya Bappenas bersama Kementerian Kesehatan berkoordinasi penyusunan reformasi sistem kesehatan," kata dia.

Koordinasi tersebut nantinya melihat dan mengevaluasi apa saja yang harus diperkuat dalam menghadapi pandemi COVID-19 dan pascapandemi.

Pada kesempatan itu, Sarjono melihat salah satu tantangan pembangunan kesehatan yakni menyangkut kapasitas daerah yang belum merata hingga kini. Terutama hal itu dihadapi oleh wilayah timur Indonesia.

"Ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan Jawa terkait kapasitas pelayanan kesehatannya," ujar dia.

Di tengah pandemi COVID-19, ia mendorong upaya pencegahan virus tersebut harus lebih gencar dilakukan supaya masyarakat yang terpapar dapat ditekan meskipun fasilitas pembangunan kesehatan masih terbatas.

"Ini mungkin salah satu cara kita agar tidak kewalahan dalam menangani COVID-19 terutama di daerah timur ini," ujarnya.

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020