Jakarta (ANTARA News) - Salah satu kandidat ketua umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj bertekad akan mengembalikan NU ke pesantren dan mengambil jarak dengan dunia politik.
"Kembali ke basis pesantren bukan berarti kembali mondok (tinggal di pesantren), tapi kembali ke cara berfikir, cara hidup, dan cara pandang pesantren," kata Said saat memberikan taushiyah pembukaan Workshop Nasional Pengasuh Pondok Pesantren Tahfizh Alquran di Jakarta, Jumat.
Dikatakannya, kekuatan NU berada pada pesantren dan berkat pesantren pula NU dapat bertahan, bahkan menjadi organisasi Muslim terbesar di dunia hingga saat ini.
"Kekuatan NU berada di pesantren. Tanpa pesantren, NU hanya akan tinggal nama," kata lulusan Universitas Ummul Qura, Mekah, tersebut.
Untuk kembali ke pesantren, ujarnya, NU harus mengurangi aktivitas yang terkait dengan persoalan politik. Para pengurus teras PBNU jangan sampai terlalu jauh berurusan dengan dunia politik.
"Berpolitik boleh, tapi mainnya yang cantik. Biarlah yang kelihatan bermain politik cukup banom-banom (badan otonom) NU saja, sementara NU-nya jangan sampai ikut berpolitik," kata Said yang kini merupakan salah satu ketua PBNU itu.
Selain Said, sejumlah tokoh NU telah disebut-sebut siap bersaing untuk menduduki jabatan ketua umum PBNU menggantikan KH Hasyim Muzadi pada Muktamar NU ke-32 di Makassar pada 22-27 Maret mendatang.
Mereka adalah KH Masdar F Masudi, Ahmad Bagdja, KH Salahuddin Wahid, Slamet Effendy Yusuf, Ulil Abshar Abdalla, dan KH Ali Maschan Musa.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010