Semarang (ANTARA News - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Tengah menilai bahwa saat ini sudah terlalu banyak jenis obat yang beredar dan angkanya mencapai lebih dari 5.000 macam obat.

"Banyaknya obat tersebut, merupakan indikator banyaknya pabrik dan persaingan yang tinggi sehingga berdampak pada mahalnya harga obat," kata Ketua IDI Jawa Tengah, dr Bantuk Hadijanto, di Semarang, Jumat.

Hadijanto mengatakan, akibat mahalnya obat tersebut menjadikan masyarakat menjadi korban karena kesulitan menjangkaunya. Oleh karena itu, pekerjaan pemerintah yang harus segera dilakukan adalah segera membuat peraturan tentang obat.

"Kalau jenis obat disederhanakan, tentu akan lebih murah, sehingga masyarakat akan terbantu," katanya.

Disinggung kinerja menteri kesehatan dalam 100 hari pertama pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Hadijanto menilai, peraturan tentang obat tersebut memang belum disentuh dengan baik.

"Jenis obat yang mencapai 5.000 macam obat tersebut, masih jadi pekerjaan rumah (PR) yang harus diselesaikan oleh kabinet pemerintahan SBY ke depan," katanya.

Namun, secara keseluruhan kinerja menteri kesehatan terutama dilihat dari sudut mata IDI Jateng, sudah bagus. Landasan yang dibangun oleh Menkes mulai dari sertifikasi jamu hingga pencatatan kematian.

"Langkah yang diambil oleh menteri kesehatan sudah tepat," kata Hadijanto.(*)


Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010