Pontianak (ANTARA News) - Imam Masjid Raya Mujahidin Pontianak Mahyus Nahyus meneteskan air mata ketika membacakan ayat-ayat suci Al-qur`an saat memimpin shalat sunnah gerhana matahari di kota itu.
Dari pengamatan ANTARA News di Masjid Raya Mujahidn Pontianak, Jumat sore, pembacaan ayat-ayat Al-qur`an oleh imam tersebut menjadi terdengar tersendat sayu sehingga menyentuh lubuk hati bagi setiap jemaah yang mengikuti shalat tersebut.
Mahyus dalam doanya mengucapkan banyak terima-kasih kepada Allah SWT karena telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya serta telah menunjukkan kebesarannya seperti peristiwa alam gerhana matahari yang baru saja terjadi.
Sementara itu, khatib shalat DR Wasian Syafiudin, dosen pada Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura, mengatakan dilakukannya shalat sunnah gerhana matahari guna meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT.
"Semakin takut dan dekat kepada Allah SWT bukti kita mencintainya," kata Wasian.
Ia mengingatkan, umat muslim untuk tidak mengkait-kaitkan suatu peristiwa alam dengan kejadian yang terjadi didepannya, seperti kematian seseorang yang dianggap taat kepada Allah SWT dan lain sebagainya.
"Apapun yang terjadi termasuk gerhana matahari termasuk kekuasaan Allah SWT. Umat Muslim dalam sunnah rosul di sunnahkan untuk memperbanyak shalat, zikir dan bersedekah kepada anak yatim ketika terjadi peristiwa alam yang dianggap besar," ujarnya.
Gerhana matahari total yang terjadi di sebagian wilayah Indonesia sulit terpantau di Kota Pontianak, Kalimantan Barat karena sebagian langit kota tersebut tertutup awan mendung.
"Sebagian wilayah kota ditutup awan pertengahan, sehingga awal gerhana pada pukul 12:16, lebih 8 detik WIB tidak bisa kelihatan. Kondisi yang sama juga terjadi pada pukul 14:20, lebih 3 detik WIB," kata Prakirawan Badan Meteorologi dan Geofisika Bandara Supadio Pontianak.
Ia mengatakan jika mendung tidak menyelimuti langit Kota Pontianak maka gerhana matahari total yang puncaknya terjadi pada pukul 15:56 WIB bisa kelihatan melalui pandangan mata biasa.
Peristiwa alam berupa gerhana matahari total atau membentuk cincin kali ini dapat terlihat di sejumlah wilayah di Indonesia, meliputi Kalimantan keseluruhan, Sumatera keseluruhan, Sulawesi kecuali tenggara dan selatan, dan Jawa kecuali timur.
Peristiwa langka, posisi matahari tertutup oleh bulan dan membentuk garis menyerupai cincin tersebut diperkirakan akan terjadi lagi pada 9 Maret 2016.
"Tetapi dari pengamatan kami, kelihatannya Kalbar akan berada di bawah dan tidak bisa terpantau," katanya.
Dari pantauan di lapangan, sekira 400 orang umat muslim dari daya tampung sekira 3.000 jemaah shalat. melaksanakan shalat sunnah gerhana matahari yang dilakukan setelah shalat Ashar.(*)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010