Singapura, (ANTARA News)) - Harga minyak mentah memperpanjang pelemahan di perdagangan Asia Jumat di tengah turunnya permintaan energi dan kabar komoditas AS serta berbagai opsi regulator yang memperketat pengawasan dalam pasar berjangka energi, kata para analis.

Kontrak berjangka utama New York, untuk minyak mentah jenis light sweet untuk pengiriman Februari turun 49 sen menjadi 78,90 dolar per barel, sebagaimana dikutip dari AFP.

Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Maret turun 57 sen dolar ke posisi 78 dolar per barel.

Harga menurun setelah Departemen Energi (DoE) AS melaporkan Rabu kenaikan tidak terduga dalam cadangan minyak negara itu, kata analis.

Minyak mentah New York naik ke posisi tinggi 15 bulan mencapai 83,95 dolar per barel pada Senin didukung data China yang menguat tetapi memunculkan konsekuensi dalam pemberitaan itu bahwa Beijing memperketat pasokan uang dalam upaya menjinakkan pertumbuhan ekonomi.

"Saya pikir ini memerlukan banyak koreksi...karena minyak telah menguat hampir 84 dolar per barel," kata Tony Nunan, manajer risiko pada Mitsibushi Corp di Tokyo.

"Setidaknya ini optimisme dan perasaan senang telah didorong permintaan China." Seperti Amerika Serikat, China adalah konsumen minyak utama dunia.

Nunan mengatakan bahwa kenaikan dalam cadangan energi AS "suatu chek realita bahwa inventaris di mana masih tinggi...juga sedikit kekhawatiran dan ketidakpastian di pasar saat ini."

DoE mengatakan bahwa cadangan minyak mentah AS naik 3,7 juta barel pada pekan yang berakhir 8 Januari, jauh lebih besar ketimbang perkiraan konsensus untuk kenaikan satu juta barel.

Minyak sulingan--termasuk bahan bakar pemanas dan juga minyak disel--naik 1,4 juta barel, kata DoE, bertolak belakang dengan ramalan penurunan 1,8 juta barel.

Minyak sulingan saat ini di tengah fokus musim dingin yang masih berlanjut di Amerika Serikat, konsumen energi terbesar dunia, tetapi para peramal telah memperkirakan cuaca dingin mulai berkurang selama sepekan.(*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010