Karimun, Kepri (ANTARA News) - Pelayanan terhadap warga miskin tetap menjadi prioritas meski status RSUD Karimun, Provinsi Kepri ditingkatkan menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), kata Kepala Dinas Kesehatan Karimun, Sensissiana.
``Pelayanan terhadap warga miskin tetap menjadi prioritas meski status BLUD lebih beroritentasi pada bisnis,`` katanya di Tanjung Balai Karimun, Kamis.
Senissiana mengatakan, peningkatan status tersebut bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan tidak semata mencari keuntungan yang berdampak pada menurunnya pelayanan terhadap masyarakat miskin.
``Dengan status BLUD, manajemen RSUD lebih leluasa mengelola sendiri keuangannya tanpa harus menunggu proses lelang semisal untuk pembelian obat-obatan atau kegiatan operasional lainnya,`` katanya.
Dia menyebutkan, pihak manajemen dapat menentukan tarif berobat namun tidak diberlakukan bagi warga miskin.
``Pasien miskin mendapat fasilitas khusus melalui pelayanan Jamkesmas dan Jamkesda,`` ucapnya.
Lebih lanjut dikatakannya, sejak RSUD tersebut berdiri, umumnya pasien yang berobat berasal dari kalangan menengah ke bawah, sehingga fungsi sosialnya tidak akan pernah hilang meski berstatus BLUD.
``80 persen pasien yang berobat orang miskin,`` ucapnya.
Menunggu Ranperda
Ia juga mengatakan, secara persyaratan, peningkatan status RSUD menjadi diharapkan terealisasi akhir Maret 2010 karena masih menunggu penyusunan Rancangan Peraturan Daerah atau Ranperda.
``Pengusulan status tersebut tinggal menunggu ekspos di depan Bupati untuk dibuatkan Ranperda-nya,`` katanya sambil mengatakan bahwa pihaknya juga memaparkan rencana tersebut di DPRD Karimun akhir tahun lalu.
Dilihat dari persyaratannya, perlengkapan dan sarana prasarananya sudah memenuhi syarat dijadikan BLUD.
``Tinggal penambahan tim medis, seperti perawat maupun dokter yang akan kita rekrut dalam penerimaan CPNS tahun ini,`` ucapnya.
Jumlah perawat, jelasnya, saat ini memang belum mencukupi dalam melayani para pasien.
``Dari 170 yang dibutuhkan, baru terisi 137 orang,`` katanya.
Sedangkan dokter, masih terjadi kekosongan pada spesialis bedah, penyakit dalam dan radiologi, imbuhnya.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010