London (ANTARA News) - Kedutaan Besar Republik Indonesia Budapest, Hungaria, bersama Dharma Wanita Persatuan Budapest mengadakan aksi sosial dengan mengunjungi institut sosial yang menangani anak-anak terbelakang secara mental dan menderita komplikasi serius (FENO).

Direktur "Budapest Fovaros" atau FENO, Ny. Eva Osgyany, menyambut kedatangan rombongan KBRI Budapest, yang dipimpin Ketua Dharma Wanita Persatuan Ny. Parodang Sihombing, dan Minister Counsellor Sudarjanto Tjitrosomo, demikian Sekretaris Kedua KBRI Budapest, Patricia Silalahi, kepada koresponden ANTARA London, Jumat.

Budapest Fovaros yang terletak di Distrik 15 Budapest didirikan pada tahun 1991 dan satu-satunya institusi di Hungaria yang menangani penderita cacat mental dan komplikasi serius tanpa batas umur.

Menurut Patricia, Hungaria menaruh perhatian serius terhadap kesejahteraan penderita cacat mental dan kelainan genetik yang sering berakibat pada komplikasi serius.

Dikatakannya, Pemerintah Hungaria memberikan bantuan dana kesejahteraan/pendidikan terhadap penderita cacat mental melalui walikota di masing-masing distrik.

Namun pada umumnya institusi sejenis memberikan batasan umur terhadap penderita yang dirawat, dan di sinilah keistimewaan FENO, yang tidak memberikan batasan umur.

Istri Dubes RI di Budapest Ny. Parodang Sihombing mengakui perhatian serius Pemerintah Hungaria terhadap penderita cacat mental dan komplikasi serius juga merupakan keprihatinan Pemerintah Indonesia.

Dikatakannya, sumbangan yang diberikan rombongan Indonesia jangan dinilai dari angka nominal, namun merupakan aksi kesetiakawanan terhadap penderita cacat dan merupakan langkah kongkret dari Pemerintah Indonesia terhadap negara sahabat.

FENO merupakan institusi bagi penderita cacat mental yang seperti institusi lainnya di Hungaria telah bergeser dari institusi dengan penekanan pada kesehatan kini menekankan kepada interaksi sosial.

Perkembangan motorik dan sistem keseimbangan tubuh diupayakan melalui terapi "Snoezelen room" dengan menggunakan water-bed dan audio yang disesuaikan dengan kemampuan masing-masing penderita cacat mental.

Di FENO, penderita cacat mental tidak dirawat inap, namun diantar-jemput oleh orangtua masing-masing, tiga kali dalam satu minggu.

"Kami sangat menghargai kunjungan ini," ujar Direktur FENO Ny. Eva Osgyany, seraya menambahkan bahwa ia juga banyak mendengar aksi sosial yang dilakukan Kedutaan Indonesia di Budapest seperti mengunjungi lembaga pemasyarakatan dan panti asuhan.

Di FENO, katanya, "kami masih mempunyai impian agar kelak institusi ini dapat menjadi rumah singgah bagi orangtua yang anaknya menderita cacat mental dan komplikasi serius."

Dalam kunjungan kali ini, rombongan memberikan sumbangan berupa sabun cair kesehatan, tissue khusus, dan roller-tissues.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010