Jakarta (ANTARA News) - Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Menneg PP-PA) Linda Amalia Sari mengakui bahwa penyebaran informasi program kerja dan realisasinya sulit dilakukan tanpa peran media massa.
"Sulit untuk mengolah apa saja realisasi program dan tindakan responsif atas kasus yang terjadi di masyarakat," kata Linda Amalia Sari pada "Road Show" Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ke Perum Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA, Kamis.
Linda menambahkan, oleh karena itu, fungsi media informasi menjadi sangat penting untuk mengolah program dan tindakan responsif dalam perlindungan anak dan pemberdayaan perempuan ke masyarakat.
Pemerintah, kata Menteri, akan bekerjasama dengan baik kepada Perum LKBN ANTARA maupun media massa lain yang ada di Indonesia untuk menyebarluaskan informasi dalam Kementerian PP-PA kepada masyarakat.
Menteri menambahkan, ada berbagai program kerja Kementerian PP-PA yang menjadi pekerjaan rumah dan sekaligus tantangan ke depan diantaranya pengentasan kemiskinan, ketimpangan dan ketidakadilan serta ketidaksetaraan antara laki-laki dan perempuan, pendidikan dan penghapusan kekerasan terhadap perempuan.
Selain itu pengentasan perdagangan orang, penurunan angka kematian ibu dan bayi dan lain sebagainya.
Menteri menjelaskan, berbagai tantangan itu dapat terjawab dengan bantuan media massa untuk menyebarluaskan informasi kepada masyarakat dan memberikan kritik membangun.
Sementara itu, Menteri juga mengatakan kunjungannya ke Perum LKBN ANTARA diharapkan dapat menyatukan visi dan misi dalam membangun Kementerian PP-PA.
Ia menambahkan, road show akan menjadi salah satu langkah strategis dalam rangka menghadirkan media massa yang memiliki kesamaan konsep dalam kesetaraan jender dalam setiap pemberitaannya.
"Kami yakin bahwa apa yang menjadi visi kisi dalam pembangunan PP-PA dapat dukungan dari insan media khususnya LKBN ANTARA," katanya. (*)
Pewarta: Luki Satrio
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010