Sebelas konsorsium asing yang sudah berpengalaman dalam proyek morel itu tengah menjalani proses feasibility study (studi kelayakan), kata Kepala Badan Promosi dan Penanaman Modal Daerah (BPPMD) Jawa Barat, Iwa Karniwa, di Bandung, Rabu.
Pembangunan jalur monorel terpanjang di Indonesia itu diperkirakan akan menelan biaya 3 miliar dolar AS.
Penggerak alat transportasi sejenis kereta yang menggunakan sumber energi listrik tersebut serupa dengan yang diterapkan di sejumlah negara Eropa, AS, maupun Jepang.
Konsorsium-konsorsium, kata Iwa, serius untuk secepatnya merealisasikan proyek itu karena menganggap Indonesia sangat potensial untuk pengembangan transportasi monorel.
Pembangunan monorel panjang Cirebon-Cengkareng akan melibatkan tiga provinsi, Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten.
"Monorel akan menjadi salah satu moda transportasi alternatif untuk mengatasi masalah angkutan di Indonesia, khususnya di Jabar," kata Iwa Karniwa.
Indonesia masih menunggu hasil studi kelayakan yang tengah dikerjakan oleh kesebelas konsorsium tersebut.
"Ke depan moda transportasi massal akan menjadi pilihan masyarakat," kata Iwa yang menyebut bahwa faktor geografis ketiga daerah itu cocok untuk pengembangan monorel.
Jawa Barat, menurut Iwa, yang akan dilalui jalur terpanjang dalam proyek itu akan memfasilitasi penyediaan lahan.
"Tahun 2010 ini sudah mulai dilakukan proses-proses awal persiapan untuk merealisasikan monorel itu. Konsorsium itu kini tengah melakukan konsolidasi intern terkait rencana itu," kata Iwa.
Meski dikerjakan oleh konsorsium asing, menurut Iwa, semua potensi yang dimiliki Indonesia akan dilibatkan dalam pembangunan itu termasuk PT Kereta Api.
"Yang jelas rencana ini sudah masuk ke Departemen Perhubungan, kita tunggu saja hasilnya," kata Iwa.
Monorel dengan rute Cirebon - Kertajati (Majalengka) - Bandung - Cianjur - Bogor - Jakarta - Cengkareng itu akan menggunakan jalur baru dan tidak menggunakan jalur kereta api yang sudah ada sekarang.
(*)
Pewarta: Ardianus
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010