Jakarta (ANTARA News) - Mantan Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) Sri Mulyani Indrawati mengakui bahwa data Bank Indonesia (BI) mengenai Bank Century tidak memuaskan.
"Data BI tidak memuaskan menyangkut detil Bank Century untuk memutuskan mengenai bank itu sistemik," kata Sri Mulyani menjawab pertanyaan anggota Panitia Angket DPR dari FPDIP Maruarar Sirait di Jakarta, Rabu.
Sri Mulyani mengatakan, pihaknya tetap memegang angka yang diajukan semula oleh BI bahwa biaya bail out Bank Century hanya sebesar Rp632 miliar.
Dalam kesempatan itu, Maruarar juga menanyakan apakah sebagai Ketua KSSK dia mencek surat-surat berharga yang dijaminkan oleh Bank Century ketika mendapatkan fasilitas pendanaan.
Sri Mulyani menjawaB, tidak mengecek surat-surat berharga itu.
"Saya tidak mengecek status surat berharga, itu adalah domain BI sebagai pengawas perbankan," katanya.
Sri juga mengatakan, dalam penanganan Bank Century, KSSK mempertimbangkan dampak berantai yang mungkin akan terjadi dan berpotensi mengganggu stabilitas sistem keuangan.
Untuk itu KSSK mempertimbangkan berbagai hal yang mencakup kondisi perekonomian nasional, regional dan perekonomian global yang pada saat itu sedang dalam kondisi krisis berikut dampak psikologisnya.
Sri Mulyani menyebutkan, dalam kondisi normal, penutupan bank seukuran Bank Century diperkirakan tidak akan berdampak sistemik bagi bank lain atau sistem perbankan nasional.
Namun dalam kondisi perekonomian bergejolak, maka penutupan Bank Century dikhawatirkan menimbulkan dampak sistemik berupa kondisi rush terhadap bank-bank lainnya, terutama bank yang lebih kecil.(*)
Pewarta: Ardianus
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010
semangat rakyat indonesia