PBB, New York (ANTARA News) - Bentrokan baru-baru ini antara dua kelompok milisi yang bersaing di Somalia tengah telah menimbulkan "dampak yang menghancurkan" terhadap warga sipil.
Bentrokan tersebut telah membuat lebih dari 150 orang tewas serta 7.000 orang kehilangan tempat tinggal, kata jurubicara PBB di Markas PBB, New York, Amerika Serikat, Martin Nesirky Selasa seperti dikutip dari kantor berita Xinhua.
"Kebanyakan orang yang kehilangan rumah dilaporkan tinggal di bawah pohon dan dan banyak anak telah sakit akibat cuaca malam yang dingin," kata Martin Nesirky pada suatu taklimat rutin di Markas PBB, New York.
Dalam pernyataan yang disiarkan Selasa, badan pengungsi PBB (UNHCR) menyatakan lebih dari 150 orang tewas atau cedera dan sebanyak 7.000 orang kehilangan tempat tinggal dalam bentrokan paling akhir antara dua kelompok milisi yang bersaing, Ash Shabaab dan Ahli Sunna Wal Jamaa, di Dhusamareb, wilayah Galgaduud, Somalia Tengah, yang berlangsung pada 2 Januari.
Mitra lokal organisasi nonpemerintah (LSM) telah menyatakan orang yang kehilangan tempat tinggal di dalam negeri mereka (IDP) telah meninggalkan sebanyak 16 desa di sekitar Dhusamareb, kata badan PBB tersebut.
Dengan meningkatnya ancaman keamanan di Somalia, berbagai lembaga bantuan telah menyampaikan keprihatinan mengenai situasi tersebut, yang dapat memperparah krisis kemanusiaan.
UNHCR saat ini membahas dengan mitra LSM lokalnya di Somalia untuk menyusun cara menyampaikan bantuan kepada orang yang kehilangan rumah dengan cara yang paling efisien dan cepat, kata Nesirky kepada wartawan.(*)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010