Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner Dinas Peternakan Lampung Selatan Agung Kusmartuti di Kalianda, Selasa mengatakan penularan flu burung disebabkan karena daerah yang terjangkit berada di lokasi pasar dengan tingkat aktivitas dan lalu lintas unggas tinggi.
Ia menyebutkan jumlah unggas yang mati sebanyak 48 ekor milik enam warga di Dusun II, Desa Sripendowo, Kecamatan Ketapang.
"Kami telah melakukan penyemprotan disinfektan ke sejumlah kandang unggas milik warga, dan telah melakukan sosialisasi tentang pencegahan dan pemberantasan flu burung," katanya.
Agung mengatakan selain lalu lintas ternak, penyebab tingginya serangan flu burung terhadap unggas karena saat ini puncak musim hujan.
Sesuai prosedur tetap (protap), dinas peternakan telah melakukan penyuluhan dan penyemprotan disinfektan ke sejumlah kandang unggas warga untuk mengantisipasi meluasnya penyebaran penyakit itu.
Dalam serangan flu burung di Kabupaten Lampung Selatan sejak awal tahun ini, tercatat ada tiga kasus dengan jumlah unggas yang mati 92 ekor.
Sejak awal Januari 2010 serangan flu burung terjadi di Desa Bangunan, Kecamatan Palas, dan virus tersebut juga menyerang unggas milik warga Desa Tajimalela, Kecamatan Kalianda
Agung mengharapkan masyarakat dapat bekerja sama dengan Dinas Peternakan untuk bersama-sama mewaspadai terhadap serangan flu burung, karena pada musim hujan sangat potensial menjadi media penularan penyakit itu.
Ia mengatakan masyarakat harus mengantisipasi dengan menjaga kebersihan lingkungan dan mengandangkan ternak untuk menekan penularan penyakit tersebut, karena 17 kecamatan di Kabupaten Lampung Selatan merupakan daerah endemis flu burung.
Disinfektan
Terkait dengan kebutuhan disinfektan, Dinas Peternakan Kabupaten Lampung Selatan telah minta tambahan pengadaan disinfektan kepada Dinas Peternakan Provinsi Lampung untuk disemprotkan ke sejumlah daerah rawan serangan flu burung di kabupaten setempat.
"Persediaan disinfektan kami sudah menipis, sehingga perlu tambahan, mengingat Lampung Selatan merupakan daerah endemis flu burung," katanya.
Ia mengatakan Dinas Peternakan Lampung Selatan saat ini memiliki persediaan disinfektan sebanyak 120 liter, dan diperkirakan tidak mencukupi untuk satu tahun.
Oleh karena itu, pihaknya akan minta tambahan sebanyak 300 liter untuk persediaan selama 2010.
"Sebab, berdasarkan kasus tahun lalu, kami membutuhkan sebanyak 600 liter lebih," katanya.
Namun, kata da, dengan tambahan sebanyak 300 liter itu diperkirakan akan mencukupi jika serangan virus flu burung tidak setinggi tahun lalu.
Ia mengatakan disinfektan akan disemprotkan ke sejumlah kandang ternak unggas milik warga di radius serangan untuk menekan penyebaran firus tersebut.
Selain itu, disinfektan akan diberikan kepada kantor cabang dinas di seluruh kecamatan untuk persediaan jika sewaktu-waktu ada temuan kasus flu burung.
Berdasarkan data di Dinas Peternakan setempat, selama 2008 jumlah kasus serangan flu burung di Lampung Selatan 35 kasus, dan jumlah unggas yang mati mencapai 3.000 ekor.
Pada 2009 jumlahnya menurun, yakni hanya 17 kasus, dan jumlah unggas yang mati 500 ekor.
Sedangkan pada awal 2010 ada tiga kasus flu burung dengan jumlah unggas yang mati mendadak sekitar 100 ekor.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010