"Lingga dan Yoni yang kami temukan memiliki ukuran 56 x 56 cm. Penemuan ini cukup menakjubkan, karena selama ini biasanya dalam satu bangunan candi hanya terdapat satu lingga dan yoni. Namun, di sini ternyata kami sudah menemukan dua lingga dan dua yoni," kata ketua tim ekskavasi BP3 Yogyakarta Indung Panca Putra.
Menurut dia, candi-candi yang telah ditemukan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) maupun Jawa Tengah yang dibangun pada abad delapan hingga abad sembilan, biasanya hanya memiliki satu lingga dan satu yoni yang ditempatkan pada candi induk.
"Namun, hal itu tidak berlaku di lokasi penemuan di kampus UII, karena di candi perwara (candi pendamping candi induk) juga ditemukan lingga dan yoni," katanya.
Ia mengatakan lingga dan yoni yang ditemukan di candi perwara itu berjarak 57 cm dari tempat penemuan lapik padma dan nandi, beberapa waktu lalu, dengan kedalaman 165 cm atau lebih rendah 50 cm dari bangunan candi utama.
"Lingga dan yoni yang ditemukan ini kondisinya masih utuh dan sempurna," katanya.
Indung mengatakan candi yang ditemukan di lokasi pembangunan gedung perpustakaan UII di jalan Kaliurang km 14,5 Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman itu, memiliki keunikan tersendiri, di antaranya secara fisik profilnya sederhana, tetapi secara teknis pengerjaannya halus.
"Sebagai contoh, aluran rambut pada arca ganesha dengan pengerjaan yang halus itu tidak mudah rusak. Bahan batu andesit yang dipakai juga berkualitas bagus, sehingga tidak rusak ketika terpendam lahar atau material vulkanik Gunung Merapi," katanya.
Selain itu, kata dia, arca nandi (sapi) yang ditemukan justru mirip dengan babi, dan di punuknya terdapat lekuk-lekuknya.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010