Mamuju (ANTARA News) - Sejumlah Rumah Tangga Miskin (RTM) di Kasbupaten Mamuju, Sulawesi Barat mulai "menjerit" akibat harga beras pedagang pengecer di sejumlah pasar tradisonal di daerah itu belum normal.

Muliati (43) salah seorang warga Pasar Baru di Mamuju, Selasa, mengaku, dalam sepekan ini harga terus melambung tinggi, sehingga sebagian RTM mendesak agar Perum Bulog melakukan operasi pasar untuk menstabilkan beras yang menjadi kebutuhan penting bagi masyarakat.

"Kami minta perum Bulog setempat segera turun tangan untuk menstabilkan harga beras yang tidak wajar," pinta dia.

Ia mengungkapkan, harga beras yang dijual pedagang saat ini terus meroket yang awalnya sekitar Rp5.500 per kg, naik menjadi Rp6.000 per kg kemudian naik lagi menjadi Rp7.000 per kg.

"Harga kisaran Rp7.000/Kg sudah tidak wajar lagi, sehingga kami terkadang mengonsumsi umbi-umbian untuk pengganti beras untuk dikonsumsi," ucapnya polos.

Dikatakannya, semestinya pemerintah harus bergerak cepat sehingga warga kurang mampu tidak lagi kesulitan mendapatkan harga beras yang harganya standar.

Dia mengungkapkan, selain harga beras yang melambung, harga kebutuhan gula juga mengalami kenaikan dari Rp9.000/kg menjadi Rp10 ribu/kg dan kini telah mencapai Rp13.000kg.

Keluhan juga dikatakan, Herlina (23 thn) mengaku terhimpit dengan kondisi harga beras yang mengalami lonjakan. "Kami hanya bisa pasrah melihat kondisi harga beras dipasaran mengalami lonjakan," kata dia.

Sehingga ujarnya, naiknya sejumlah kebutuhan pokok itu memaksa dirinya terbatas untuk membeli kebutuhan sehari-hari.

"Terpaksa kami hanya bisa membeli secukupnya karena harga belum stabil," tandasnya.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010