tiga kota di DKI Jakarta yakni Jakarta Barat, Jakarta Pusat dan Jakarta Utara

Jakarta (ANTARA) - Satuan Tugas Penanganan COVID-19 memberi perhatian khusus kepada 10 kota/kabupaten yang sudah empat pekan di zona merah atau daerah dengan risiko tinggi penularan virus corona baru.

“Ini perlu kita perhatikan bersama karena tidak ada perubahan selama empat minggu tetap zona merah. Agar kita sama-sama memahami masalahnya bersama dengan seluruh anggota masyarakat dari daerah tersebut agar ini bisa diperbaiki sehingga kondisinya menjadi lebih baik,” kata Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito dalam jumpa pers daring di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis.

Kesepuluh kota/kabupaten itu adalah tiga kota di DKI Jakarta yakni Jakarta Barat, Jakarta Pusat dan Jakarta Utara.

Baca juga: Satgas COVID-19: Persentase kasus sembuh Indonesia di atas dunia

Perkembangan kasus COVID-19 di ketiga kota tersebut terus menunjukkan peningkatan, bahkan diiringi dengan penambahan kasus kematian. Meski demikian, tingkat kesembuhan pasien di tiga kota itu juga terus naik.

“Kasusnya masih menanjak terus dan seminggu yang lalu atau pekan lalu jumlah kasus kumulatifnya tertinggi sedangkan kematiannya masih naik terus, 116 kematian dalam waktu satu minggu,” ujar Wiku.

Selanjutnya adalah Kota Gorontalo yang sudah empat pekan menjadi zona merah. Namun, kata Wiku, penambahan kasus positif COVID-19 di Gorontalo sudah menurun 41,3 persen dari puncak kasus.

Baca juga: KPAI: 60 persen dari 30 sekolah belum bentuk Satgas COVID-19

Meski demikian, kata Wiku, penambahan kasus COVID-19 di kota tersebut masih perlu ditekan hingga 50 persen dari posisi puncak penambahan kasus.

“Jadi penekanannya di Gorontalo, penurunan kasusnya harus lebih banyak lagi. Kemudian kematian dari kasus positif juga masih tinggi. yang ketiga kasus positif dalam perawatannya sedang dalam fase puncak,” ujar dia.

Wilayah selanjutnya adalah Kabupaten Hulu Sungai Tengah di Kalimantan Selatan. Wilayah ini masih di zona merah, namun jika kurva penularan kasus dapat menurun, maka dalam beberapa pekan ke depan bisa berubah menjadi zona oranye, atau zona risiko sedang.

Di Maluku, terdapat Kota Ambon yang masih menjadi zona merah.

“Kota Ambon kini kasus positif di pekan lalu baru turun 5,6 persen dari puncak kasus. Puncaknya adalah dua minggu yang lalu, dan angka kesembuhan sebenarnya bisa ditingkatkan kembali. Jadi kalau didorong angka kesembuhannya seharusnya kondisinya bisa lebih baik,” ujar dia.

Baca juga: Pasien sembuh dari COVID-19 bertambah 3.166 jadi 118.575 orang

Kemudian zona merah lainnya adalah Medan, di Sumatera Utara. Angka kematian pasien COVID-19 dan penambahan kasus positif COVID-19 di Medan saat ini masih di fase puncak.

“Persentase kesembuhan masih mencapai 54 persen (di Medan). Jadi kasus persentase kesembuhan ini harusnya bisa ditingkatkan lagi. Kembali lagi penanganan kasus di Rumah Sakit menjadi salah satu kunci penting selain deteksi atau diagnosa awal sehingga kasus bisa dirawat dengan lebih cepat,” ujar dia.

Selanjutnya zona merah di provinsi yang sama terjadi di Deli Serdang. Angka kematian pasien COVID-19 dan penambahan kasus positif COVID-19 di Deli Serdang saat ini juga masih di fase puncak.

“Angka kesembuhannya mencapai 58 persen. Ini juga masih bisa ditingkatkan karena berbagai daerah di Indonesia sudah mencapai Kesembuhan yang jauh lebih tinggi daripada di Deli Serdang,” ujarnya.

Baca juga: Satgas COVID-19 setujui pembukaan bioskop di masa pandemi

Di Kalimantan Timur, zona merah yang dalam empat pekan belum ada perubahan adalah Balikpapan.

“Penambahan jumlah kasus positif yang sedang dalam fase puncak dan penambahan kasus suspek baru turun 32 persen dari fase puncak dua pekan yang lalu,” ujar Wiku.

Kemudian, di Jawa Timur, zona merah tanpa perubahan selama empat pekan terjadi di Sidoarjo.

“Mohon perhatian ini kondisinya adalah penambahan kasus positifnya masih dalam fase puncak. Penambahan angka kematian dari kasus positif juga masih dalam fase puncak. Ini betul-betul harus ditangani dengan baik dan kasus suspek dalam perawatan baru turun empat persen dari fase puncak,” ujarnya.

Baca juga: Pasien positif COVID-19 di DIY bertambah 41 menjadi 1.248 kasus

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020