New York (ANTARA News/AFP) - Harga minyak ditutup melemah pada Senin waktu setempat, karena pedagang melakukan ambil untung setelah sempat melonjak didukung data ekonomi China yang kuat mendorong minyak mentah ke tertinggi 15-bulan di mendekati 84 dolar.
Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah light sweet pengiriman Februari, berakhir pada 82,52 dolar per barel, turun 23 sen dari penutupan Jumat.
Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Februari turun 40 sen menjadi menetap di 80,97 dolar.
Pasar New York mengawali sesi pada catatan naik, terangkat oleh berita Minggu bahwa China, konsumen energi terbesar kedua di dunia, memperkirakan ekspor melonjak 17,7 persen pada Desember, setelah 13 bulan menurun.
Lonjakan ekspor memperbarui harapan bahwa pemulihan global yang berkelanjutan sedang berlangsung, dipimpin oleh ekonomi China yang besar.
Amrita Sen, seorang analis Barclays Capital, mencatat bahwa impor minyak China naik ke rekor lima juta barel per hari pada Desember, yang melompat 48 persen dari setahun yang lalu.
"Kami berharap permintaan minyak Cgina terus tumbuh dan berkembang dengan kokoh dan tetap penyumbang terbesar untuk pertumbuhan permintaan minyak global pada 2010," kata Sen.
Kontrak New York mencapai sebuah puncak harian 83,95 dolar per barel, tingkat tertinggi sejak 9 Oktober 2008, sebelum tergelincir ke dalam posisi merah di perdagangan pagi hari dan tinggal di sana selama sisa sesi.
"Orang menggunakan harga yang lebih tinggi sebagai sebuah petunjuk untuk mengambil beberapa keuntungan," kata Jason Schenker dari Prestige Ekonomi.
"Apa orang telah lupa bahwa harga di bawah 70 dolar kurang dari sebulan yang lalu. Satu-satunya alasan itu benar-benar sudah naik adalah karena jumlah besar persediaan di AS ditarik berturut-turut," katanya.
Penarikan turun sulingan di AS, yang meliputi minyak pemanas, yang dikaitkan dengan cuaca musim dingin yang mencengkeram di belahan bumi utara dari Utara Amerika hingga Eropa dan Asia.
Di bidang geopolitik, pasar terus mengawasi kerusuhan pemberontak baru di Nigeria selama akhir pekan.
Kelompok pemberontak bersenjata di negara pnghasil minyak utama Afrika, Delta Niger pada Sabtu mengatakan telah terlibat dalam serangan terhadap sebuah pipa minyak mentah Chevron yang memaksa menutup sebesar 20.000 barel per hari.
"Ini serangan itu disetujui oleh MEND tapi tidak melibatkan para pejuang kita," kata kelompok militan terkemuka, Gerakan untuk Kemerdekaan Delta Niger (MEND) dalam sebuah pernyataan.
Serangan pada Jumat berlangsung di Makaraba sekitar 100 kilometer (60 mil) barat daya Warri, salah satu kota utama Negara Delta.
"Ini adalah sabotase sukses pertama sejak gencatan senjata militan terakhir musim panas. Ada laporan tentang tembakan sejak pagi ini," kata Phil Flynn dari PFG Best.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010