Karimun, Kepri (ANTARA News) - Sekretaris Fraksi PDIP DPRD Karimun, Jamaluddin, berpendapat, pemberlakuan Persetujuan Perdagangan Bebas (FTA) ASEAN-China tidak bisa dihalang-halangi golongan manapun.
"Di era globalisasi tidak akan ada yang bisa menghalangi sebab tidak ada lagi batas negara bagi para pengusaha dalam mengembangkan usaha dan menciptakan lapangan kerja baru," kata Jamaluddin di Tanjung Balai Karimun, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau, Senin.
Ia mengatakan, kebijakan pemerintah dalam ASEAN-China FTA hendaklah dinilai secara menyeluruh.
"Lihatlah dari semua sisi. Harus diakui bahwa dampak positifnya bagi konsumen cukup besar."
Selain mengetengahkan dampak positif, ia meyakini pemberlakuan kebijakan perdagangan bebas mulai 2010 itu tidak secara serta merta disusul dengan banjir produk China, sebab akan ada regulasi mengenai hal tersebut.
Pemerintah pusat dalam kaitan dengan ASEAN-China FTA harus serius membangun sesuai dengan potensi daerah-daerah.
Karimun, di daerah perbatasan Singaopura dan Malaysia, dapat menjadi pintu gerbang wilayah Barat Indonesia.
Mata pengusaha dari luar negeri perlu lebih dibuka untuk mengenali dan menggali lebih dalam potensi Karimun.
Di era ASEAN-China FTA, berbagai produk dari luar negeri sebelum membanjiri beranda barat Indonesia itu, menurut Jamaludin, tentu akan didahului dengan survei yang valid untuk kepentingan pengusaha bersangkutan.
"Terbuka kemungkinan, survei menunjukkan pengusaha itu perlu mendirikan usaha baru di Karimun," ucapnya.
Jamaluddin menyatakan yakin hal yang sama juga akan dialami wilayah Indonesia lainnya, karena setiap wilayah memiliki potensi yang berbeda.
"Keberadaan usaha tadi otomatis akan membuka lapangan kerja baru. Jadi jangan terlalu khawatir seakan-akan ASEAN-China FTA hanya akan meningkatkan jumlah pengangguran," ujarnya.
Tentang hilangnya pendapatan dari bea masuk barang, menurut dia, akan tertutupi dari berbagai pendapatan lain, misalnya dari penerbitan keterangan izin tinggal sementara dan keterangan izin tinggal tetap bagi tenaga kerja asing (TKA).
"Jumlah TKA otomatis akan meningkat seiring meningkatnya jumlah usaha yang didirikan pengusaha asing," katanya.
Bila ada UMKM dan industri lokal tutup sebagai dampak pemberlakukan ASEAN-China FTA, ucap dia, itu akibat seleksi alam karena tidak mampu menghasilkan produk yang bermutu.
Perdagangan bebas ASEN-China akan membuktikan keberhasilan atau kegagalan program pemberdayaan UMKM serta industri lokal yang telah menghabiskan anggaran negara yang tidak sedikit jumlahnya, katanya.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010