Jakarta (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan realisasi kredit Juli 2020 mulai menggeliat dengan penyaluran mencapai Rp5.536,17 triliun atau naik 1,53 persen jika dibandingkan periode sama 2019 karena ditopang kinerja bank BUMN dan Bank Pembangunan Daerah (BPD).
“Di perbankan masih ditopang bank milik pemerintah dilihat dari kredit bank BUMN mencatat kenaikan 3,36 persen dan kredit di BPD naik 8,23 persen,” kata Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso di Jakarta, Kamis.
Sedangkan realisasi di bank umum swasta mencapai 0,91 persen dan bank milik asing yang mengalami kontraksi sehingga, kata dia, mengindikasikan belum tercipta keyakinan atau confident kepada perekonomian khususnya dari sektor swasta.
Baca juga: OJK: Rasio modal bank menguat jadi 23,1 persen per Juli 2020
Namun, jika dibandingkan posisi Juni 2020 realisasi kredit perbankan mencapai Rp5.549,24 triliun atau tumbuh 1,49 persen jika dibandingkan periode sama tahun 2019.
Menurut Wimboh, menggeliatnya penyaluran kredit di bank BUMN dan BPD juga tidak terlepas dari peran pemerintah yang menempatkan dananya sebesar Rp30 triliun di bank BUMN dan Rp11,5 triliun di BPD.
Dia lebih khusus merinci kredit di bank berdasarkan kategori Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) IV mencapai 2,41 persen, bank BUKU II sebesar 4,48 persen serta bank BUKU I tumbuh 0,3 persen pada Juli 2020 dibandingkan periode sama 2019.
Baca juga: LPS minta waspadai NPL yang naik pada masa pandemi
“Tapi ada beberapa bank mengalami merger sehingga ini bisa terjadi perpidahan. Ada empat bank pindah dari BUKU I ke BUKU II, dan ada dua bank pindah dari BUKU III ke BUKU IV,” katanya.
Sedangkan dari sisi penggunaan kredit, Wimboh menambahkan kredit modal kerja masih mengalami kontraksi sedangkan kredit investasi membaik.
“Penurunan kredit modal kerja pada Juli 2020 disebabkan pelunasan kredit dari berbagai debitur besar, pergerakan kredit sektoral diperkirakan mengalami kontraksi PDB,” katanya.
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020