Jakarta (ANTARA) - PT Axiata Tbk (XL Axiata) masih mampu mencapai kinerja positif sepanjang semester I 2020 meskipun dihantam pandemi COVID-19 serta pelemahan daya beli masyarakat dan meningkatnya kompetisi di antara para operator telekomunikasi.
"Harus kita akui bahwa meluasnya kebutuhan masyarakat atas akses internet untuk mendukung aktivitas bekerja dan belajar telah menolong XL Axiata selama masa pandemi. Trafik pemakaian data memang menjadi meningkat terutama di bulan-bulan awal masa pandemi, namun trafik menjadi melandai karena daya beli masyarakat juga melemah seiring menurunnya kondisi ekonomi secara umum karena terdampak pandemi," kata Presiden Direktur & CEO XL Axiata, Dian Siswarini dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.
Menurutnya, pendapatan layanan (service revenue) perusahaan di sepanjang semester I 2020 sebesar Rp12,13 triliun, meningkat 10 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Demikian pula, pendapatan dari layanan data juga terus tumbuh 15 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya (YoY), dan sekaligus meningkatkan kontribusinya terhadap total pendapatan layanan perusahaan menjadi sebesar 91 persen.
Baca juga: XL Axiata perkuat jaringan fiber hingga daerah terpencil
Pada periode semester pertama 2020 ini, perusahaan juga berhasil meraih EBITDA Rp6,49 triliun, lebih tinggi 37 persen dibandingkan perolehan semester I 2019. Laba bersih setelah pajak pada semester ini tercatat Rp1,7 triliun. Secara kuartal, pada periode kuartal II 2020 ini EBITDA juga berhasil tumbuh 4 persen lebih tinggi dari kuartal sebelumnya, dan laba bersih setelah pajak mencapai sebesar Rp224 miliar.
Dian menambahkan, pelemahan daya beli masyarakat yang kemudian juga berdampak pada operator telah meningkatkan kompetisi di antara para operator. Beberapa operator telah meluncurkan paket-paket data baru dengan harga yang murah, dengan harapan tingkat trafik tetap bisa dijaga atau bahkan ditingkatkan dengan memanfaatkan momentum keharusan bekerja dan belajar dari rumah.
XL Axiata juga berhasil mempertahankan jumlah pelanggan yaitu per akhir kuartal kedua 2020 ini, meningkat tipis menjadi 55,67 juta dari 55,49 di kuartal sebelumnya. Untuk rerata pendapatan per pengguna atau ARPU periode kuartal ini, ada di angka Rp36 ribu untuk prabayar dan Rp111 ribu untuk pascabayar.
Baca juga: XL Axiata perkuat jaringan telekomunikasi di Tol Balikpapan-Samarinda
Pandemi Covid-19 juga tidak menghalangi perusahaan untuk terus membangun jaringan. Hingga akhir Juni 2020 lalu, XL Axiata tercatat memiliki total lebih dari 139 ribu Base Transceiver Station (BTS), meningkat sekitar 10 persen dari jumlah BTS periode yang sama tahun lalu.
"Dari total sebanyak itu, sebanyak 49.744 merupakan BTS 4G. Sementara itu, jika dilihat dari luas cakupan wilayah, jaringan 4G milik XL Axiata telah melayani pelanggan di 456 kota/kabupaten di hampir semua provinsi yang ada di Indonesia," kata Dian.
Guna menyiapkan jaringan menuju 5G, XL Axiata juga terus melanjutkan proses fiberisasi jaringan yang saat ini sudah mencapai 60 persen dari total target di tahun 2020. Fiberisasi ini juga sekaligus mendukung peningkatan kualitas jaringan data di setiap area karena salah satu manfaat dari proses ini adalah kapasitas jaringan transport menjadi lebih besar.
Dari sisi kondisi finansial, neraca perusahaan tetap sehat dengan saldo kas yang lebih tinggi setelah mendapat tambahan dari hasil penjualan menara. Free Cash Flow (FCF) juga ada pada tingkat yang sehat, yaitu sebesar Rp2,76 triliun meski ada peningkatan capex untuk merealisasikan komitmen pembangunan jaringan.
Perusahaan saat ini juga tidak memiliki pinjaman dalam denominasi US Dollar, 45 persen di antaranya berbunga floating dan masa jatuh tempo yang tidak bersamaan.
Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020