Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antar bank Jakarta, Senin sore, menguat 80 poin menjadi Rp9.130-Rp9.140 dibandingkan penutupan akhir pekan lalu Rp9.210-Rp9.220.
Rupiah diperkirakan terus menguat hingga mendekati angka Rp9.000 per dolar AS, namun Bank Indonesia (BI) kemungkinan masuk pasar sehingga laju kenaikan rupiah terhambat, kata pengamat pasar uang Krisna Dwi Setiawan di Jakarta, Senin.
Menurut Krisna Dwi Setiawan, analis PT Valbury Asia Securities, rupiah sebenarnya berpeluang mencapai angka Rp9.000 per dolar, namun BI khawatir rupiah akan terus menguat.
"BI khawatir rupiah akan terus menguat, karena kuatnya dukungan pasar dari masuknya dana asing itu," ucapnya.
Kenaikan rupiah, lanjut dia, kemungkinan juga akan tertahan oleh aksi profit taking (aksi ambil untung) pelaku pasar yang berusaha mencari untung, setelah mata uang lokal itu mengalami kenaikan yang cukup tajam.
Selain itu rupiah juga tertahan oleh kebutuhan korporasi terhadap dolar untuk membayar utang yang sudah jatuh tempo pada akhir bulan ini, katanya.
Menurutnya, meski terkoreksi posisi rupiah masih berada di antara level Rp9.100 sampai Rp9.200 per dolar. Jadi koreksi harga yang terjadi tidak begitu besar.
"Kami optimis koreksi itu hanya sesaat saja, karena peluang untuk menguat lagi sangat besar," katanya.
Ia mengatakan, tertarik pelaku asing menempatkan dananya di Indonesia, karena pasar domestik masih menarik untuk tempat mencari untung yang didukung oleh tingginya suku bunga rupiah.
"Kami masih yakin Indonesia masih merupakan pasar untuk mencari untung yang lebih baik ketimbang pasar Asia lainnya," ucapnya.(*)
Pewarta: Ardianus
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010