Bengkulu (ANTARA News) - Prasasti tanda tangan Miss Universe 2007 Riyo Mori dan Gubernur Bengkulu Agusrin Maryono Najamudin dii kawasan Benteng Marlbourogh Bengkulu diprotes turis Singapura keturunan Inggris.
"Prasasti itu merusak nilai situs sejarah benteng secara keseluruhan, karena tidak ada nilai sejarahnya, berbeda kalau ada tanda tangan mantan Presiden RI pertama Soekarno," kata Madam Loreen Neville D di Bengkulu, Senin.
Mantan Presiden RI pertama Soekarno wajar membubuhkan tanda tangan di benteng bersejarah itu karena pernah ditahan Belanda di situ, namun prasasti Miss Mori dan Gubernur Bengkulu Agusrin tidak ada kaitannya dengan sejarah benteng terbesar di Asia itu, katanya, seraya meminta prasasi itu dibongkar.
"Saya akan menyurati Presdien Susilo Bambang Yudhoyono agar memerintah Pemprov Bengkulu mencabut prasasti tidak bersejarah itu," katanya.
Turis asal Inggris dia kecewa sekali prasasti dipasang pada pintu dalam Benteng Marlbourogh sehingga melunturkan nilai sejarah asli benteng itu.
"Saya sebagai keturunan Inggris kecewa, karena peninggalan sejarah itu tidak bisa ditebus dengan mata uang atau prasasti baru," tandas Loreen.
Dia mengaku datang ke Bengkulu hanya untuk memperkenalkan benteng itu kepada teman-temannya dari Singapura, namun setelah melihat prasasti baru dipasang dalam Benteng dia terperanjat dan kecewa.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Bengkulu Agus Stiyanto mengaku kagum akan perhatian turis Singapura itu, karena selama ini belum ada yang protes akan keberadaan prasasti tersebut.
Mestinya kritik dan protes itu dilakukan Dinas Kepariwisataan Provinsi Jambi yang bertanggung jawab atas keberadaan benda cagar budaya di Sumatera Bagian Selatan, namun justru warga asing yang mempedulikan keaslian budaya sejarah di kawasan tersebut.
"Kami mengharapkan agar Loreen bisa membawa rekan-rekan dari Singapura secara rutin ke Bengkulu termasuk mengembalikan sejarah Bengkulu yang dibawa Inggris hijrah ke Singapura," katanya.(*)
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010
diaman sebagianbesar org\'nya kurang menghargai sejarah dan budaya\'nya sendiri