Sampit, Kalteng (ANTARA News ) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) Kalimantan Tengah (Kalteng), memperketat pengawasan guna mengantisipasi penyebaran virus H5N1 atau flu burung.
"Dalam waktu dekat ini, Dinkes Kotim akan menggelar pertemuan dengan seluruh tenaga medis yang bertugas di Pusat Pelayanan Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) se-Kotim, membahas masalah flu burng,"kata Kepala Dinkes Kotim, Yuendri Irawanto, di Sampit, Minggu.
Dikatakannya, pertemuan itu juga terkait telah ditemukannya virus H5N1 di kabupaten/kota Kalteng, yaitu Kabupaten Kuala Kapuas, Pulang Pisau dan Kota Palangkaraya.
Hingga saat ini pihaknya memang belum menerima atau ada laporan dari Puskesmas maupun rumah sakit terhadap warga yang terserang virus H5N1 atau ciri-cirinya yang mirip dengan penyakit tersebut, meski demikian pengawasan berjenjang tetap perlu dilakukan.
Menurut Yuendri, sebelum dilakukan pertemuan, kepada seluruh Puskesmas di Kotim diharapkan untuk mengirimkan laporan kesehatan warga, hal itu guna memastikan kalau warga Kotim tidak ada yang mengidap virus H5N1.
Kami akan terus melakukan pemantauan terhadap tingkat kesehatan masyarakat agar Kotim aman dari virus H5N1, walaupun Kotim masih relatif aman dan tidak ada laporan kasus flu burung tapi patut waspada.
"Ketersediaan obat di Kotim saat ini masih mencukupi dan apabila virus H5N1 betul-betul terjadi di Kotim, maka jumlah obat tersebut harus ditambah, sebab dikatakan cukup karena belum digunakan," katanya.
Warga Kotim diharapkan untuk selalu berperilaku hidup sehat baik itu di luar maupun di dalam rumah, dan selalu memeriksaan kesehatannya serta mencuci tangan setiap habis bekerja terutama saat akan makan.
Yuendri mengungkapkan, masyarakat juga diharapkan berperan aktif dalam penanggulangan penyebaran flu burung yaitu dengan segera melapor ke petugas terkait apabila menemukan ternak unggasnya mati secara mendadak.
"Masyarakat juga diharapkan untuk memeriksakan diri ke rumah sakit atau Puskesmas terdekat apabila mengalami sakit demam dengan panas tubuh yang tinggi yang mirip dengan ciri-ciri penyakit flu burung," jelas Yuendri.
Tanpa adanya peran serta dan kesadaran masyarakat, penanggulangan virus H5N1 tidak akan bisa jalan sesuai dengan harapan pemerintah.(*)
Pewarta: Luki Satrio
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010