Jambi (ANTARA News) - Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Sosnakertrans) Provinsi Jambi Rafli Nur SH, mengatakan, ribuan rumah di Kabupaten Muarojambi, Provinsi Jambi, hingga Minggu (10/1) masih terendam banjir akibat meluapnya Sungai Batanghari.
Berdasarkan data di Dinas Sosnakertrans Provinsi Jambi, sejak 31 Desember 2009 lalu hingga Minggu (10/1) ribuan rumah di Kabupaten Muarojambi terendam banjir dengan ketinggian 50 Cm hingga 100 Cm.
Di Muarojambi ada lima kecamatan dan 60 desa yang terendam banjir, yakni di Kecamatan Kumper 19 desa, Kecamatan Kumpeh Ulu 14 desa, Kecamatan Maro Sebo enam desa, Kecamatan Jambi Luar Kota 12 desa dan Kecamatan Sekernan sembilan desa, dengan jumlah kepala Keluarga (KK) yang menjadi korban banjir sebanyak 1.143 KK.
Fasilitas dan sarana umum yang terendam banjir sebanyak 20 unit, baik jalan, sekolah, Puskesmas ataupun fasilitas umum lainnya. Sedangkan lahan perkebunan yang terendam mencapai 450 hektare.
Menurut Rafli Nur, saat ini upaya yang dilakukan pihaknya bersama Pemkab Muarojambi, yakni pendistribusian bantuan tanggap darurat ke lokasi banjir, evakuasi warga ke rumah penduduk, pendirian tenda serta pembentukan Posko banjir.
Bantuan yang sudah dikirim ke Pemkab Muarojambi untuk bantuan tanggap darurat, yakni beras lima ton, mie instan 100 dus, sarden 50 dus, pakaian SD, kaos berkerah, alat dapur dan lainnya.
Sementara itu, korban banjir di Kota Jambi mencapai 119 KK, yang terjadi di satu keluarahan di Kecamatan Telanaipura, Kelurahan Sijenjang dan Kasang di Kecamatan Jambi Timur serta Kelurahan Beringin di Kecamatan Pasar Jambi.
Untuk Kota Jambi, pihaknya telah mengirimkan bantuan ke Pemerintah Kota (Pemkot) Jambi berupa beras sebanyak lima ton, mie instan 50 dus, sarden 50 dus, roti marie 10 dus dan kecap 10 dus serta bantuan sandang dan alat dapur serta pendirian tenda untuk pengungsi.
Pantauan di lapangan, di kawasan Kelurahan Legok, Kecamatan Telanaipura puluhan rumah terendam oleh luapan air Sungai Batanghari, apalagi daerah tersebut berada di pinggiran Danau Sipin yang juga airnya berasal dari Sungai Batanghari.
Meskipun rumah warga berbentuk panggung, mereka sudah menggunakan perahu untuk keluar dari kawasan rumahnya. Beberapa Sekolah Dasar (SD) juga terlihat masih digenangi air.
Sementara itu sepanjang aliran Sungai Batanghari hingga ke kawasan Talang Duku, Kabupaten Muaraojambi terlihat beberapa rumah dan jalan terendam banjir. Selain itu juga terlihat beberapa lokasi penimbunan batu bara ikut terendam banjir.(*)
Pewarta: Luki Satrio
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010