Srinagar, India (ANTARA News/AFP) - Pasukan India membunuh dua gerilyawan dalam tembak-menembak di Kashmir, kata militer, Minggu, sementara delapan orang cedera dalam bentrokan pada hari kedua protes anti-pemerintah.

Militan-militan itu tewas Minggu dalam pertempuran sengit dengan pasukan India di distrik selatan, Reasi, kata jurubicara militer Biplab Nath kepada AFP.

"Salah satu aparat kami terluka selama tembak-menembak itu," katanya.

Kamis, pasukan komando India menyerbu sebuah hotel di ibukota musim panas Kashmir, Srinagar, dimana dua militan bersembunyi selama hampir 24 jam. Serangan itu menewaskan kedua gerilyawan tersebut dan mengakhiri pengepungan.

Delapan orang cedera Minggu ketika polisi menembakkan gas airmata dan menggunakan pentungan untuk membubarkan demonstrasi yang dilakukan warga yang memprotes kematian seorang pelajar yang berusia 16 tahun dalam penembakan yang diduga dilakukan oleh polisi, kata saksi dan polisi.

Sejumlah pemrotes mengatakan, pelajar muslim itu mengalami luka-luka fatal dalam penembakan yang dilakukan polisi selama demonstrasi anti-pemerintah pada Jumat di Srinagar. Remaja itu tewas di rumah sakit pada Sabtu, yang kemdian menyulut protes.

Polisi mengatakan, mereka masih menyelidiki kematian pelajar tersebut.

Kekerasan di Kashmir turun setelah India dan Pakistan meluncurkan proses perdamaian yang bergerak lamban untuk menyelesaikan masa depan wilayah tersebut.

Perbatasan de fakto memisahkan Kashmir antara India dan Pakistan, dua negara berkekuatan nuklir yang mengklaim secara keseluruhan wilayah itu.

Dua dari tiga perang antara kedua negara itu meletus karena masalah Kashmir, satu-satunya negara bagian yang berpenduduk mayoritas muslim di India yang penduduknya beragama Hindu.

Lebih dari 47.000 orang -- warga sipil, militan dan aparat keamanan -- tewas dalam pemberontakan muslim di Kashmir India sejak akhir 1980-an.

Pejuang Kashmir menginginkan kemerdekaan wilayah itu dari India atau penggabungannya dengan Pakistan yang penduduknya beragama Islam.

New Delhi menuduh Islamabad membantu dan melatih pejuang Kashmir India. Pakistan membantah tuduhan itu namun mengakui memberikan dukungan moral dan diplomatik bagi perjuangan rakyat Kashmir untuk menentukan nasib mereka sendiri.

Serangan-serangan tahun lalu di Mumbai, ibukota finansial dan hiburan India, telah memperburuk hubungan antara India dan Pakistan.

New Delhi menghentikan dialog dengan Islamabad yang dimulai pada 2004 setelah serangan-serangan Mumbai pada November tahun lalu yang menewaskan lebih dari 166 orang.

India menyatakan memiliki bukti bahwa "badan-badan resmi" di Pakistan terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan serangan-serangan itu -- tampaknya menunjuk pada badan intelijen dan militer Pakistan. Islamabad membantah tuduhan tersebut.

Sejumlah pejabat India menuduh serangan itu dilakukan oleh kelompok dukungan Pakistan, Lashkar-e-Taiba, yang memerangi kekuasaan India di Kashmir dan terkenal karena serangan terhadap parlemen India pada 2001. Namun, juru bicara Lashkar membantah terlibat dalam serangan tersebut.

India mengatakan bahwa seluruh 10 orang bersenjata yang melakukan serangan itu datang dari Pakistan. New Delhi telah memberi Islamabad daftar 20 tersangka teroris dan menuntut penangkapan serta ekstradisi mereka.

Perdana Menteri India Manmohanh Singh mengatakan pada pertengahan Juli bahwa perundingan perdamaian dengan Pakistan akan tetap tertahan sampai negara itu menindak orang-orang yang bertanggung jawab atas serangan di Mumbai tahun lalu.

Pernyataan Singh itu tampaknya bertentangan dengan sebuah pernyataan bersama dengan PM Pakistan Yusuf Raza Gilani dimana kedua pemimpin tersebut mengatakan bahwa tindakan terhadap terorisme "tidak boleh dikaitkan" dengan proses dialog tersebut.

Dalam pernyataannya kepada media India, Singh mengatakan, "Harus ada upaya-upaya jujur serius untuk menjembatani kesenjangan yang memisahkan kedua negara itu."

Pada Agustus, Pakistan menjamin kepada India mengenai kerja sama penuh mereka dalam mencegah aksi teror baru setelah peringatan dari Singh bahwa militan di Pakistan sedang merencanakan serangan-serangan baru.

Perdana Menteri Pakistan itu juga berjanji melakukan segala sesuatu untuk membawa mereka yang bertanggung jawab atas serangan Mumbai ke pengadilan.

Pakistan telah menangkap sejumlah orang yang dituduh terlibat dalam serangan itu, termasuk tersangka dalang Zakiduddin Lakhvi.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010