Sanaa (ANTARA News/AFP) - Puluhan anggota Al Qaida bersembunyi di satu daerah pegunungan Yaman, kata seorang pejabat senior dalam pernyataan, Minggu , sementara Presiden Ali Abdullah Saleh mendesak mereka meletakkan senjata mereka.
Para gerilyawan Al Qaida, di antara mereka adalah warga Arab Saudi dan Mesir, datang dari Afghanistan dan bergabung dengan para anggota jaringan gerilyawan lokal di pangkalan-pangkalan di gunung Kour , provinsi Shabwa, Yaman selatan , kata gubernur provinsi itu Ali Hasan al Ahmadi.
"Ada puluhan gerilyawan Al Qaida warga Arab Saudi dan Mesir datang ke provinsi itu," kata Ahmadi kepada surat kabar Al-Sharq Al Awsat yang berpusat di London.
"Ini ditambah dengan warga-warga Yaman yang datang dari provinsi-provinsi Marib dan Abyan dan sejumlah gerilyawan dari Shabwa," katanya.
Di antara mereka, tambahnya adalah pemimpin Al Qaida di Jazirah Arab (AQAP) Nasser al Wahishi, orang nomor duanya , Saeed Ali Sheri, seorang warga Arab Saudi dan ulama garis keras Yaman-AS Anwar al Awlaqi.
Para gerilyawan asal Mesir dan Arab Saudi itu, kata Ahmad datang ke Yaman dari Afghanistan.
Kelompok AQAP mengakui mereka berada dibelakang serangan bom yang gagal pada Hari Natal di sebuah pesawat maskapai penerbangan Amerika Serikat , sementara para pejabat Yaman mengatakan pembom yang gagal itu Umar Faruk Abdulmutallab telah dihubungi dengan Awlaqi.
Amerika Serikat menuduh cabang Al Qaida di Yaman itu melatih Abdulmutallab , yang berusaha meledakkan pesawat maskapai penerbangan Northwest Airline sebelum mendarat di Detroit, tetapi diringkus oleh para penumpang.
AS juga menuduh Awlaqi menghasut " terorisme" dan mengatakan ia memiliki hubungan dengan orang yang dituduh menembak 13 orang di sebuah pangkalan militer Texas November lalu, Mayor Nidal Hasan.
Presiden Saleh mengatakan ia siap berunding dengan para gerilyawan jika mereka menghentikan aksi kekerasan mereka.
"Jika gerilyawan Al Qaida meletakkan senjata mereka,
menghentikan aksi kekerasan dan terorisme dan kembali pada kearipan, kami siap berunding dengan mereka," kata Saleh dalam wawancara dengan stasiun TV Abu Dhabi yang disiarkan kantor berita Yaman, Saba, Minggu.
Tetapi presiden itu, yang negaranya juga menghadapi perlawanan Syiah di utara dan gerakan menuntut otonomi di selatan , menegaskan pemerintah akan menghancurkan mereka yang melakukan aksi kekerasan.
"Mereka , khususnya Al Qaida adalah satu ancaman bagi perdamaian dan keamanan tidak hanya bagi Yaman tetapi juga internasional. Mereka adalah orang-orang bodoh, para pedagang obat bius dan buta huruf. Mereka tidak ada hubungan dengan Islam," katanya.
Ia mengatakan pasukan keamanan dan angkatan udara telah mencapai "kemenangan besar" terhadap Al Qaida di provinsi-provinsi Abyan, Shabwa dan ibu kota Sanaa.
Pasukan keamanan Yaman menegaskan mereka menang dalam perang melawan para gerilyawan , mengacu pada dua serangan udara Desember lalu yang menewaskan lebih dari 60 orang yang diperkirakan anggota Al Qaida.
Pada hari Rabu, para pejabat Yaman mengumumkan penangkapan pemimpin penting Al Qaida Mohammed al Hanq dan dua gerilyawan lainnya yang diperkirakan berada dibelakang ancaman terhadap kepentingan-kepentingan Barat di Sanaa yang menyebabkan beberapa kedubes ditutup selama beberapa hari.
Yaman menegaskan pihaknya tidak dapat menang perang melawan para gerilyawan tanpa intervensi Amerika Serikat , tetapi para pengamat khawatir kampung halaman pemimpin Al Qaida, Osama bin Laden itu tidak dapat menghadapi para gerilyawan itu dengan kekuatannya sendiri.
Inggris dan Amerika Serikat telah mengumumkan rencana untuk membiayai pelatihan polisi kontra ekstremisme di Yaman dan Washington meningkatkan bantuan militer dan ekonomi kepada negara itu, kata para pejabat.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010