Mamuju (ANTARA) - Tim Pencari Fakta (TPF) Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) masih terus mengumpulkan informasi terkait kematian Demas Laira, wartawan media online di Kabupaten Mamuju Tengah, Provinsi Sulawesi Barat, yang ditemukan tewas dengan 17 luka tikaman di tubuhnya.
"Sejak hari Minggu (23/8), kami sudah mengumpulkan informasi seputar kematian Demas Laira," kata Ketua TPF Demas Laira, Anhar di Mamuju, Rabu.
Dia mengatakan bahwa tim berpencar di Mamuju Tengah dan Mamuju untuk mengumpulkan semua informasi terkait kematian Demas Laira.
"Hingga Selasa (25/8), TPF telah mendatangi tempat kejadian perkara (TKP) dan juga mendatangi beberapa saksi di Desa Tasokko," katanya.
TPF, lanjut Anhar yang juga sebagai Ketua AMSI Sulbar, mendatangi kediaman Demas Laira di Desa Bambadaru, Kecamatan Tobadak, Kabupaten Mamuju Tengah.
Di kediaman Demas Laira, lanjutnya, TPF meminta keterangan dari keluarga, soal kapan terakhir komunikasi dengan almarhum sebelum ditemukan meninggal dunia.
"Selain di Mamuju Tengah, ada juga tim di Mamuju sedang bekerja. Tim Mamuju ini juga mengumpulkan informasi terkait perkembangan penyelidikan kasus Demas Laira," terang Anhar.
Baca juga: Polisi masih dalami motif pembunuhan wartawan di Mamuju Tengah
TPF juga, kata Anhar, telah menemui Kapolda Sulawesi Barat Irjen Polisi Eko Budi Sampurno dan meminta kepolisian terbuka dalam mengungkap kasus katian Demas Laira, yang kemudian oleh Kapolda secara tegas menyampaikan akan bekerja maksimal dalam mengungkap kasus tersebut.
"Kami bersama sejumlah kawan bertemu Kapolda Sulbar, meminta agar terbuka dalam mengungkap kasus Demas Laira, sehingga publik juga mengetahui apa sesunggunya motif hingga meninggalnya Demas Laira secara tragis. Kemudian, Kapolda Sulbar menyampaikan bahwa telah ada titik terang dan akan disampaikan ke publik hasilnya, jika sudah pasti," jelas Anhar.
TPF kata Anhar, sangat mendukung kepolisian agar segera mengungkap dengan jelas kasus kematian Demas Laira.
"Meski hampir sama dugaan TPF dengan kepolisian bahwa perkiraan pelaku lebih dari satu orang dan tidak berhubungan dengan profesinya tentu itu bukan hasil final dan kita tunggu pastinya diumumkan, bukan kira-kira," ucapnya.
"Sampai saat ini kami terus mengumpulkan informasi, termasuk kebiasaan dan teman korban. Semoga segera terungkap motifnya dan publik bisa mengetahuinya," harap Anhar.
Sebelumnya, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Sulawesi Barat AKBP Syamsu Ridwan mengatakan, kematian Demas Laira, tidak terkait dengan tulisan yang pernah dipublikasikan di media tempat korban bekerja.
Berdasarkan hasil penyelidikan sementara, disimpulkan bahwa kematian Demas Laira, belum ditemukan ada keterkaitan dengan profesi korban sebagai wartawan," kata Syamsu Ridwan, di Mamuju, Senin (24/8).
Baca juga: Polisi cari barang hilang di lokasi tewasnya wartawan di Mamuju Tengah
Ia menyampaikan bahwa polisi telah memeriksa beberapa orang terkait pemberitaan yang pernah dibuat korban, dan tak satu pun saksi yang mengaku keberatan atas berita tersebut.
"Sudah beberapa saksi yang kami mintai keterangannya terkait pemberitaan korban dan tak satu pun saksi yang mengaku merasa dirugikan oleh pemberitaan Demas Laira karena semuanya berimbang," ucap mantan Kapolres Bulukumba tersebut.
Berdasarkan hasil penyelidikan sementara tersebut lanjutnya, kematian korban diduga akibat persoalan pribadi.
"Iya, dari hasil pemeriksaan sementara motif pembunuhan diduga persoalan pribadi. Tapi kami belum bisa menyimpulkan apa yang melatarbelakangi pembunuhan tersebut," ujarnya.
"Kalau pelakunya sudah tertangkap baru bisa diketahui motif sebenarnya pembunuhan tersebut. Semoga pelakunya bisa segera tertangkap," kata Syamsu Ridwan.
Baca juga: PWI Sulbar minta polisi transparan ungkap kematian wartawan
Pewarta: Amirullah
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2020