Yogyakarta (ANTARA) - Pelayanan di poliklinik rawat jalan dan Instalasi Gawat Daruat di RS Pratama Yogyakarta ditutup sementara selama beberapa hari untuk kebutuhan disinfeksi ruangan secara total setelah ditemukannya karyawan rumah sakit tersebut yang terkonfirmasi positif COVID-19.

“Sebelumnya, dua karyawan di RS Pratama terkonfirmasi positif. Dari kasus tersebut kemudian sudah dilakukan tracing terhadap 103 orang karyawan termasuk tenaga kesehatan dan diketahui ada tujuh karyawan yang terkonfirmasi positif,” kata Ketua Harian Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Yogyakarta Heroe Poerwadi di Yogyakarta, Rabu.

Tujuh karyawan RS Pratama yang terkonfirmasi positif COVID-19 tersebut terdiri dari dua dokter, empat perawat, dan satu petugas rekam medis. Ketujuh karyawan tersebut saat ini menjalani perawatan di RS Pratama.

Dengan adanya kasus tersebut, lanjut Heroe, maka diputuskan untuk menutup sementara layanan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan poliklinik rawat jalan, tempat yang diperkirakan menjadi awal penularan.

Baca juga: RS Pratama dan Puskesmas Jetis jadi "Rabies Center" di Yogyakarta

Baca juga: Posko Gugus Tugas usai, BPBD Yogyakarta siapkan tim pemakaman COVID-19


Layanan IGD RS Pratama dialihkan sementara ke RS Jogja hingga 29 Agustus, sedangkan layanan poliklinik ditutup pada 26-27 Agustus dan pasien bisa mengakses layanan rawat jalan di rumah sakit lain.

Selama ditutup, akan dilakukan proses disinfeksi ruangan serta melanjutkan proses tracing dan uji swab terhadap karyawan dan tenaga medis yang beraktivitas di dua unit layanan tersebut.

Sedangkan bagi masyarakat dan pasien yang pernah mengakses layanan IGD maupun poliklinik rawat jalan RS Pratama terhitung sejak 5 Agustus diminta untuk melakukan isolasi mandiri apabila tidak menunjukkan gejala sakit.

“Jika menunjukkan gejala sakit, maka harus segera memeriksakan kesehatan di rumah sakit,” katanya.

Heroe menyatakan proses tracing dan upaya pencegahan meluasnya penularan virus corona dari kasus yang muncul di RS Pratama terus dilakukan.

“Kami pun melakukan review terhadap protokol kesehatan di layanan IGD dan poliklinik,” katanya.

Selain di rumah sakit, muncul pula kasus penularan virus corona di salah satu warung soto yang cukup terkenal dan memiliki banyak pelanggan, yaitu salah satu warung Soto Lamongan yang berada di depan XT-Square.

Seorang penjual soto dinyatakan positif COVID-19 dan saat ini sudah dilakukan tracing terhadap 12 orang lain yang memiliki kontak erat, seperti keluarga dan pegawai.

“Sayangnya, kami kesulitan melakukan tracing untuk pembeli karena tidak ada catatan mengenai pembeli di warung soto tersebut,” kata Heroe.

Oleh karena itu, masyarakat yang membeli soto di depan XT-Square pada Agustus diminta melakukan isolasi mandiri dan memeriksakan ke rumah sakit jika mengalami gejala.

“Pedagang diketahui positif setelah mengeluh demam dan kemudian dilakukan uji usap. Hasilnya positif,” katanya.

Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Tri Mardaya mengatakan masih melakukan tracing untuk mengetahui sumber awal paparan. “Apakah pedagang tersebut tertular dari pengunjung atau saat melakukan aktivitas lain. Ini yang masih dicari sumber penularnya,” katanya.

Warung soto tersebut pun sudah ditutup sejak Selasa (25/8) dan dilakukan disinfeksi. Namun, Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kota Yogyakarta belum dapat memastikan kurun waktu penutupan karena proses tracing masih berjalan.*

Baca juga: Selama pandemi, beragam gerakan sosial tumbuh Yogyakarta bantu sesama

Baca juga: Pasien positif COVID-19 di DIY bertambah 41 menjadi 1.248 kasus

Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020