Jakarta (ANTARA) - Direktur Keuangan dan Strategi PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Silvano Rumantir mengatakan, saat ini salah satu fokus penyaluran kredit perseroan adalah membantu para pelaku usaha terdampak COVID-19 untuk mengembalikan kapasitas produksi yang sempat menurun akibat pembatasan aktivitas sosial dan ekonomi yang diberlakukan di sebagian besar wilayah Indonesia.
"Dengan telah dilonggarkannya kebijakan pembatasan ini, kami berharap apa yang kami lakukan dapat ikut memulihkan denyut nadi perekonomian Indonesia dan mengembalikan optimisme bangsa Indonesia untuk bangkit dari krisis akibat pandemi corona virus," ujar Silvano saat paparan publik secara virtual di Jakarta, Rabu.
Laju penyaluran kredit Bank Mandiri konsolidasi meningkat 4,38 persen secara tahun ke tahun (yoy) menjadi Rp871,7 triliun pada paruh pertama tahun ini. Dari capaian tersebut secara bank saja, laju penyaluran kredit produktif perseroan mencapai 4,23 persen (yoy) menjadi Rp585,3 triliun dibandingkan Juni 2019, yang terdiri atas kredit modal kerja sebesar Rp306,4 triliun dan kredit investasi sebesar Rp279 triliun. Sementara kredit konsumsi tumbuh 3,56 persen (yoy) menjadi Rp169,5 triliun yang diperlukan untuk mendorong tingkat konsumsi rumah tangga dalam struktur Pendapatan Domestik Bruto (PDB) nasional.
Selain itu, partisipasi lain Bank Mandiri dalam mendukung pemulihan ekonomi Indonesia juga terlihat penyaluran kredit yang bersumber dari penempatan uang negara di bank-bank Himbara untuk Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No. PMK.104/2020. Dari penempatan sebesar Rp10 triliun, Bank Mandiri optimistis mampu menyalurkan kredit hingga Rp30 triliun yang bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja.
Baca juga: Bank Mandiri salurkan kredit dari dana pemerintah Rp26,9 triliun
Baca juga: Bank Mandiri kembangkan Pusat UKM untuk bantu pelaku usaha
Adapun realisasi penyaluran kredit PEN per tanggal 13 Agustus 2020 telah mencapai Rp26,9 triliun kepada 50.596 debitur. Dari jumlah tersebut, sebanyak 33.828 debitur atau 66,9 persen diantaranya merupakan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Dalam penyalurannya, lanjut Silvano, pihaknya tidak hanya menyasar debitur eksisting, namun juga debitur baru.
"Bahkan dapat kami sampaikan bahwa seluruh debitur penerima pembiayaan PEN untuk segmen KUR merupakan debitur baru," katanya.
Secara keseluruhan, penyaluran KUR Bank Mandiri sampai dengan Juni 2020 telah mencapai Rp7,03 triliun atau 39,7 persen dari target penyaluran tahun ini yang mencapai Rp17,7 triliun, dengan jumlah penerima sebanyak 84.500 debitur. Dengan demikian, saldo pinjaman KUR Bank Mandiri sejak 2015 hingga saat ini mencapai Rp31,5 triliun kepada 1,65 juta debitur.
"Kami juga telah mensosialisasikan ke 1.748 jaringan Mandiri mikro di seluruh Indonesia terkait kebijakan KUR nol persen bagi ibu rumah tangga dan pegawai yang PHK untuk memulai usaha," ujar Silvano.
Selain itu, Bank Mandiri juga telah merestrukturisasi kredit 324.085 debitur UMKM dengan nilai saldo pinjaman Rp32,6 triliun per 13 Agustus 2020 untuk mendukung keberlangsungan usaha. Secara keseluruhan, total kredit yang direstrukturisasi sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 11/POJK.03/2020 mencapai Rp119,3 triliun dari 545.692 debitur. Adapun skema restrukturisasi yang diberikan adalah penundaan pembayaran tagihan serta pembebasan bunga.
Baca juga: Kemenkeu beri 4 insentif pajak bagi pelaku usaha terdampak COVID-19
Baca juga: Pelaku usaha di Depok mulai bangkit dengan adaptasi kebiasaan baru
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2020