Peneliti The Wahid Institute Dr Rumadi di Serang, Sabtu mengatakan, ada satu hal yang paling konsisiten dilaksanakan oleh Gus Dur sejak ia masih menjadi mahasiswa hingga akhir hayatnya, adalah mengenai pemikiran dan tindakannya tentang pluralisme atau keberagaman serta membela kaum minoritas.
"Kita tidak perlu mencari sosok atau figur mirip Gus Dur karena tidak akan menemukan. Namun bagaimana kita melanjutkan pemikiran-pemikiran beliau terutama mengenai nilai pluralisme," kata Rumadi dalam diskusi "Membumikan Pemikiran Gus Dur di Ranah Banten" di Kota Serang.
Ia mengatakan, Gus Dur adalah sosok orang yang mampu menjaga tali silaturahim dengan semua tanpa pandang ras, agama atau golongan. Gus Dur juga bukan seorang ulama atau kyai yang hanya faham tentang ilmu agama karena ia juga adalah seorang yang sangat rasional terhadap ilmu-ilmu sosial.
Menurut Rumadi, satu hal yang tidak dimiliki orang lain pada Gus Dur adalah keberaniannya dalam mempertahankan apa yang ia yakini kebenarannya, meskipun harus berlawanan arus dengan banyak orang.
Sementara menurut Ketua Pengurus Cabang NU Kota Serang KH Amas Tajudin, pluralisme dalam prespektif Gus Dur ada dua hal yakni, semua agama dipandang oleh Gus Dur sebagai pemersatu ideologi nasional bagi NKRI.
Kemudian, khusus ajaran Islam sebagai rahmatan lilalamin, sejatinya penganut Islam harus mampu melindungi keyakinan dan keberagaman kepada siapapun, tanpa membedakan asal usul agama dan ras.
"Namun permasalahannya, tidak semua orang Islam memiliki pemahaman agama yang sama tentang pluralisme tersebut. Apalagi jika dibandingkan dengan Gus Dur," kata Amas Tajudin.
Diskusi bertema "Membumikan Pemikiran Gus Dur di Bumi Banten" tersebut diselenggarakan Pengurus Wilayah Ansor Provinsi Banten bekerjasama dengan Forum Diskusi Wartawan Harian (FDWH) Banten. Hadir dalam kesempatan tersebut sejumlah perwakilan ormas Islam, Ahmadiyah, NU, ormas pemuda dan perwakilan agama lain.(*)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010