Pestisida nabati juga tidak akan membunuh tanaman utama, dan tidak membahayakan petani karena cairan yang dibuat tidak membahayakan dan ramah lingkungan.
Jakarta (ANTARA) - Peluang pasar pestisida nabati untuk pengendalian hama di lahan pertanian masih terbuka lebar di Indonesia terlebih memiliki dampak positif bagi lingkungan.
Pengamat Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Kecamatan Way Lima, Kedondong, dan Way Khilau Kabupaten Pesawaran, Lampung, Susanto, Rabu, mengatakan keunggulan dari pestisida nabati antara lain tidak akan membunuh hewan predator hama wereng seperti laba-laba, kepik permukaan air, dan kepik mirid.
“Pestisida nabati juga tidak akan membunuh tanaman utama, dan tidak membahayakan petani karena cairan yang dibuat tidak membahayakan dan ramah lingkungan,” katanya.
Baca juga: Model pelatihan kostratani diharapkan cetak banyak wirausaha pertanian
Selain itu, peluang pasar pestisida nabati juga masih terbuka lebar di Indonesia sehingga kemudian sejumlah pihak berupaya mengembangkannya.
Para penyuluh Kostratani yang menjadi peserta Sekolah Lapang Integrated Partisipatory Development and Management of Irrigation Project (SL IPDMIP) di Kabupaten Pesawaran, Lampung, misalnya juga mendapatkan materi mengenai manfaat dan keunggulan penggunaan pestisida nabati.
Dilengkapi dengan materi cara pembuatan pestisida nabati dan praktik pengendalian hama wereng dengan pestisida nabati di areal pertanaman.
Baca juga: Kementan kembangkan korporasi tanaman pangan di 130 kabupaten
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan pihaknya mendukung pengembangan pestisida nabati oleh para petani dan penyuluh yang mengikuti sekolah lapang.
“Kementerian Pertanian sedang mentransformasikan BPP menjadi BPP Model Kostratani secara bertahap. Penguatan Kostratani terus dilakukan karena Kostratani mengawal implementasi program-program utama Kementerian Pertanian. Di Kostratani, fungsi-fungsi dari BPP kita perkuat,” katanya.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengapresiasi kinerja Penyuluh di BPP Kecamatan Way Lima, Pesawaran, yang berusaha memanfaatkan BPP untuk bisa berperan sebagai Pusat Pembelajaran melalui kegiatan SL IPDMIP.
“Tidak hanya sebagai Pusat Pembelajaran saja tetapi BPP yang sedang kita transformasikan menjadi Model BPP Kostratani harus mampu menjalankan peran sebagai Pusat Data dan Informasi yang nanti langsung bisa terkoneksi ke Kementerian Pertanian, Pusat Pembangunan Pertanian, Pusat Agribisnis dan Pusat Kemitraan,” ujar Dedi.
Baca juga: Kementan targetkan Indonesia swasembada bawang putih pada 2024
Sekolah Lapang IPDMIP Pesawaran dilangsungkan di Desa Sidodadi, Kecamatan Way Lima. Kegiatan ini diikuti 20 orang peserta, terdiri dari 10 laki-laki dan 10 perempuan yang berasal dari anggota Kelompok Tani.
IPDMIP merupakan proyek untuk meningkatkan produksi dan kesejahteraan bagi petani di sekitar DI Way Padang Ratu secara berkelanjutan.
Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020