Denpasar (ANTARA News) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengaku heran melihat pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Bali Mandara (JKBM) yang dirancang dan disosialisasikan sejak sembilan bulan lalu, masih amburadul hingga kini.
"Pejabat struktural seperti kepala dinas kesehatan kabupaten, direktur rumah sakit, masih ada yang bilang tidak tahu. Padahal mereka itu dilibatkan sejak awal penyusunan program JKBM. Ini kan mengherankan," katanya di Denpasar, Sabtu.
Mangku Pastika juga merasa heran, Puskesmas Sumerta di pusat Kota Denpasar, Kamis, tidak melayani masyarakat ketika dia mengeceknya, karena sedang berlangsung ritual "odalan", semacam ulang tahun pengoperasian gedung.
"Ini bagaimana ya, padahal sesuai program JKBM, puskesmas seharusnya juga membuka layanan 24 jam, namun tetap dengan berhemat biaya operasional. Tetapi yang terjadi malah seperti ini. Belum lagi Sabtu, Minggu dan hari libur lainnya tutup. Bagaimana kita bisa setiap saat melayani masyarakat miskin," ucapnya.
Gubernur Mangku Pastika akan terus mengecek ke lapangan, dengan harapan tujuan mulia melayani masyarakat, terutama masyarakat miskin yang diberikan jaminan layanan kesehatan gratis, bisa diwujudkan.
Ia mengatakan, proram yang baik dengan tujuan mulia seharusnya dilaksanakan dengan mudah.
"Kita ini berniat baik, dengan tujuan mulia, tetapi ada saja kendalanya. Heran ya. Padahal Kepala Dinas Kesehatan Provinsi menyatakan setiap rapat/pertemuan, semuanya dilibatkan," tuturnya seraya minta maaf kepada hadirin, yang sebagian besar wartawan itu, karena pagi-pagi sudah "curhat".(*)
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010