New York (ANTARA) - Dolar merosot pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), karena investor menunggu pernyataan Ketua Federal Reserve Jerome Powell pada Kamis (27/8/2020) tentang tinjauan kerangka kebijakan bank sentral AS, dan setelah data menunjukkan peningkatan moral bisnis Jerman.
Fokus utama untuk dolar minggu ini adalah apakah Powell memberi sinyal bahwa bank sentral AS akan menggeser target inflasi menjadi ke rata-rata. Ini akan memungkinkan inflasi naik lebih tinggi dari sebelumnya sebelum Fed menaikkan suku bunga, yang selanjutnya akan menjadi negatif lebih lanjut bagi dolar.
"Pembicaraan yang paling diantisipasi adalah pidato Ketua Fed Powell pada Kamis," kata Minh Trang, pedagang valas senior di Silicon Valley Bank di Santa Clara, California. "Harapannya adalah bahwa mungkin ada perubahan halus dalam seberapa besar keinginan Fed untuk mentolerir inflasi yang lebih tinggi di masa depan."
Euro menguat 0,41 persen hari ini (Selasa) menjadi 1,1835 dolar, setelah mencapai 1,1965 dolar pada Senin (24/8/2020), tertinggi sejak Mei 2018.
Baca juga: Dolar AS naik tipis terangkat data ekonomi dan vaksin virus corona
Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama saingannya, tergelincir 0,29 persen menjadi 93,01.
Euro menguat pada Selasa pagi (25/8/2020) setelah indeks iklim bisnis Jerman naik lebih besar dari yang diperkirakan pada Agustus karena manufaktur dan jasa meningkat, mengangkat harapan bahwa ekonomi terbesar di Eropa itu akan pulih kuat setelah guncangan pandemi virus corona besar-besaran.
"Ini adalah poin data lain yang membantu menjaga euro bertahan pada ini," kata Kit Juckes, ahli strategi makro di Societe Generale.
Suku bunga terendah dan kekhawatiran tentang kebijakan inflasi yang lebih dovish telah mengurangi daya tarik relatif mata uang AS, sementara tingkat infeksi COVID-19 yang relatif tinggi juga menimbulkan keraguan pada kecepatan pemulihan ekonomi AS dibandingkan dengan wilayah lain, termasuk Eropa.
Baca juga: Dolar melonjak terangkat risalah pertemuan Federal Reserve
Data pada Selasa (25/8/2020) menunjukkan bahwa kepercayaan konsumen AS turun ke level terendah lebih dari enam tahun pada Agustus karena rumah tangga khawatir tentang pasar tenaga kerja dan pendapatan, menimbulkan keraguan pada keberlanjutan pemulihan ekonomi dari resesi COVID-19.
Dolar juga melemah terhadap mata uang berisiko, tetapi menguat terhadap safe-haven yen Jepang setelah Amerika Serikat dan China mengatakan mereka masih berkomitmen pada kesepakatan perdagangan Fase Satu.
Dolar Australia menguat 0,49 persen menjadi 0,7196 dolar. Greenback naik 0,36 persen terhadap yen menjadi 106,35 yen.
Baca juga: Dolar jatuh ke terendah 27-bulan ketika saham AS capai rekor tertinggi
Baca juga: Fed pertahankan suku bunga dekati nol di tengah kebangkitan COVID-19
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2020