Padang (ANTARA News) - Guru besar sosiologi politik Universitas Andalas, Padang, Profesor Damsar, menyatakan, cara berdemokrasi di Indonesia memang perlu dirumuskan karena cara berdemokrasi di satu negara berbeda dengan negara-negara lainnya.

"Saya sependapat dengan pernyataan Adnan Buyung Nasution bahwa nilai-nilai demokrasi bisa diterapkan secara universal, namun mesti dipahami bahwa cara melaksanakan demokrasi di satu daerah dengan daerah lain, atau suatu negara dengan negara lain itu berbeda," kata Damsar di Padang, Sabtu.

Adnan Buyung mengecam hasil pertemuan Forum Rektor dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang merekomendasikan pelunya kajian terhadap model demokrasi yang paling sesuai untuk Indonesia.

Menurut Buyung, pencarian model demokrasi yang hanya sesuai dengan Indonesia adalah "bisikan setan" karena konsep demokrasi memiliki nilai-nilai yang diterapkan secara universal dan tidak hanya berlaku kepada daerah atau negara tertentu saja.

Damsar tidak membantah argumentasi Buyung soal nilai-nilai demokrasi itu universal, namun cara demokrasi itu mencerminkan cara khas masyarakat daerah atau sebuah bangsa.

Ia mencontohkan, suku Minang yang sudah lama mengenal berdemokrasi dan melaksanakan nilai-nilai demokrasi dengan caranya sendiri.

"Saya kira, hal itulah yang diharapkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan Forum Rektor," kata mantan dekan FISIP Universitas Andalas itu.

Sosiolog lulusan Universitas Bielefeld, Jerman itu menjelaskan, cara berdemokrasi dengan menghujat, memaki-maki atau menelanjangi orang di depan umum, tidak cocok dengan etika ketimuran, tetapi mungkin boleh-boleh saja bagi misalnya orang Amerika.

Dia menilai demokrasi mesti dilaksanakan dengan cara-cara beradab dan peradaban sebuah bangsa.

Ia mengibaratkan orang yang berusaha memahami Alquran dan Hadist, yang kemudian melahirkan mazhab berbeda-beda, tetapi nilai-nilanya sama, yaitu nilai-nilai Islam.

"Kita boleh berbeda pendapat, tapi jangan menyalurkannya dengan memaki-maki. Apalagi `menelanjangi` orang, karena di Asia `bertelanjang` itu adalah aib di muka umum," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010