Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto menjadwalkan meresmikan tol Kanci - Pejagan sepanjang 35 kilometer pada 29 Januari 2010, setelah jalan tersebut dianggap memenuhi syarat sebagai jalan bebas hambatan hasil Uji Layak Operasi.
"Saya sudah sampaikan permohonan ke Sekretariat Negara agar dapat diresmikan Presiden bersama dengan sejumlah proyek di Departemen Pekerjaan Umum yang juga sudah berhasil diselesaikan pada awal tahun 2010," kata Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto di Jakarta, Jumat.
Menteri PU mengatakan, sudah membaca laporan rekomendasi dari Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) setelah pada Kamis (7/1) melakukan pemeriksaan akhir setelah dilaksanakan Uji Layak Operasi (ULO) yang dilaksanakan tim gabungan Departemen PU dan Perhubungan.
"Kepala BPJT Nurdin Manurung mengatakan, hasil peninjauan secara teknis sudah layak difungsikan sebagai jalan tol, kunjungan juga dimaksud untuk memilih lokasi yang bakal dijadikan sebagai tempat acara peresmian.
"Inspeksi yang kami lakukan ini semata-mata untuk mengetahui kesiapan secara teknis dan juga lokasi yang bakal digunakan sebagai tempat acara peresmian," kata Staff Ahli Menteri PU bidang Ekonomi dan Investasi, Bambang Guritno.
Menurut Bambang, kepastian peresmian Ruas Kanci-Pejagan (35 km) belum dapat ditentukan sekarang.
Dijadwalkan peresmian akan dilakukan Presiden SBY dalam bulan ini. Namun, kapan kepastian waktunya pihaknya masih menunggu keterangan dari pihak Setneg. Peresmian pengopersian ruas ini direncanakan akan disatukan dengan berbagai proyek-proyek pekerjaan umum (ke PU an) lainnya yang saat ini rampung.
Ruas Tol Kanci - Pejagan digarap kontraktor PT. Adhi Karya dengan investor PT Semesta Marga Raya (SMR) milik Bakrie Toll Road dikerjakan mulai 29 Mei 2006 dengan investasi sekitar Rp2,5 Triliun.
Lebar lajur 3,6 meter yang siap untuk dilalui kendaraan dengan kecepatan 120 km/jam. Sepanjang ruas ini juga dibangun 3 simpang susun (Kanci, Ciledug, Pejagan) dan 2 tempat peristirahan masing-masing arah Pejagan dan Panci yang kini dalam proses penyelesaian.
Nurdin menyatakan, pembuatan ruas ini menggunakan teknologi baru atau PPCP (Precast Prestressed Concrete Pavement) yang telah digunakan di Amerika. Teknologi ini tengah dipelajari untuk kemudian bisa dijadikan pilihan untuk pembangunan ruas tol berikutnya.
Dijelaskan, selain cukup praktis juga cocok untuk konstruksi jalan yang trafficnya terbuka.
PPCP yaitu beton lembaran yang dicetak melalui proses vabrikasi kemudian dipasangkan satu dengan yang lainnya melalui kabel yang ditarik.
Teknologi ini bisa mempercepat pekerjaan dan kualitasnya lebih bagus karena monitoring bisa dilakukan di pabrik. Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen PU telah melakukan test ternyata hasilnya sangat bagus.
Pengoperasian tol ini akan diberlakukan sistem terbuka melalui barrier gate Mertapada. Besarnya tarif Rp 621/km. Dengan asumsi Gol I sekitar Rp 22.000. Gol II = dikalikan 1,5. Gol III = 2 X lipatnya.
Ditambahkan, ruas ini pada Lebaran lalu sudah dioperasikan meski satu lajur. Kenyataannya, ruas ini sangat membantu dalam mengurangi kemacetan sekaligus mengurangi beban di Jalur Pantura. (*)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010