Jakarta (ANTARA) - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengingatkan generasi muda untuk senantiasa berpedoman pada Pancasila sebagai falsafah bangsa.
"Pendidikan harus dipahami sebagai proses berkesinambungan dalam melahirkan manusia Indonesia yang memiliki ilmu pengetahuan, kecakapan, keterampilan, dan yang paling utama memiliki karakter dan jiwa Pancasila," kata Bamsoet saat menjadi pembicara dalam Webinar Pelatihan Kehidupan Berbangsa dan Bernegara, Selasa.
Dalam webinar yang diselenggarakan Sekolah Bisnis Institut Pertanian Bogor, Bamsoet berbicara secara virtual dari Ruang Kerja Ketua MPR RI, Jakarta.
Bamsoet dalam keterangannya mengatakan dengan pendidikan Pancasila, Indonesia dapat memperkuat kehidupan berbangsa dan bernegara, menanamkan rasa dan laku cinta tanah air, memperluas wawasan kebangsaan, serta meneguhkan integrasi bangsa seperti gotong-royong, kerukunan umat beragama, suku, golongan dan lainnya dalam bingkai NKRI.
Mantan Ketua DPR RI ini mengingatkan, tantangan dunia ke depan yang dihadapi generasi muda akan jauh berbeda dengan dunia yang dihadapi saat ini.
Baca juga: Bamsoet ingatkan komitmen pasangan calon Pilkada tak kerahkan massa
Persaingan global, menurutnya, bukan hanya ketat, melainkan juga semakin keras. Bappenas memperkirakan, di tahun 2045 nanti penduduk dunia akan melonjak dari saat ini yang berjumlah sekitar 7,594 miliar menjadi 9,45 miliar.
Penduduk Indonesia diperkirakan mencapai 318 juta jiwa, dan menjadi negara ke-5 dengan jumlah penduduk terpadat dunia setelah India (1,674 miliar), China (1,375 miliar), USA (381 juta) dan Nigeria (362 juta).
Ia menambahkan, puncak bonus demografi Indonesia berada di rentang waktu 2030-2040, dengan jumlah penduduk usia produktif berusia 15-64 tahun mencapai sekitar 190 juta. Para siswa yang kini sedang menempuh pendidikan di SD, SMP, SMA/sederajat, maupun mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di berbagai perguruan tinggi, adalah bagian dari bonus demografi tersebut.
"Jika kalian tak sungguh-sungguh belajar, bukan hanya diri dan keluarga yang dirugikan, melainkan juga bangsa dan negara," tegas Bamsoet.
Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini juga menyoroti masih rendahnya kualitas pendidikan Indonesia. Antara lain ditandai merosotnya ranking PISA (Programme for International Student Assessment) Indonesia dari urutan ke-65 (2015) menjadi ke-72 (2018) diantara 77 negara.
Baca juga: Ketua MPR: Hasil tes COVID-19 harusnya cepat
Hal ini menurutnya, menunjukkan menurunnya kemampuan membaca, matematika, dan sains anak-anak Indonesia.
Laporan Bank Dunia dalam The Promise of Education in Indonesia 2019 memperlihatkan bahwa pendidikan Indonesia menghadapi masalah yang cukup serius. Sepertiga dari seluruh anak-anak di Indonesia di usia 10 tahun mengalami learning poverty, yaitu kondisi ketidakmampuan anak untuk membaca dan memahami cerita sederhana, katanya.
"Learning poverty berkaitan dengan pendapatan sebuah negara, semakin besar pendapatan sebuah negara, maka tingkat learning poverty semakin kecil," papar Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini menambahkan, untuk membantu peningkatan kualitas SDM selain dari jalur pendidikan, MPR RI juga konsisten melaksanakan pembangunan karakter bangsa melalui pemasyarakatan Empat Pilar MPR RI yang pada hakikatnya adalah pembangunan karakter dan jati diri bangsa Indonesia.
Baca juga: Ketua MPR ingatkan mahasiswa Trisakti untuk jaga ideologi bangsa
Empat Pilar MPR itu adalah Pancasila sebagai dasar negara, landasan ideologi, falsafah, etika moral serta alat pemersatu bangsa, Undang Undang Dasar Negara Republik tahun 1945 sebagai landasan konstitusional, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai konsensus yang harus dijunjung tinggi serta Bhinneka Tunggal Ika sebagai semangat pemersatu dalam kemajemukan bangsa.
"Intelektualitas bukan hanya sebatas pada bidang akademis, namun juga termasuk dalam moral dan etika. Kita harus memiliki keduanya untuk bisa membawa bangsa kita menuju kemajuan yang berperadaban. Karenanya, generasi muda harus senantiasa berpedoman pada Pancasila sebagai falsafah bangsa dan pemersatu bangsa dan negara. Karena sejatinya Pancasila adalah intisari dari implementasi nilai-nilai agama dan nilai-nilai luhur budaya bangsa," pungkas Bamsoet.
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2020