Adanya sinergitas multi pihak, akses petani dalam memenuhi kebutuhan pertanian juga dipermudah dan lebih luas, sebagai manfaat layanan untuk petani secara holistik

Mataram (ANTARA) - Anak usaha PT Pupuk Indonesia, PT Pupuk Kalimantan Timur (Kaltim) menggagas Program Agro Solution berupa pemanfaatan kawasan dengan konsep kemitraan berkelanjutan, bersama Kementerian Pertanian (Kementan), Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Barat (NTB) serta multi pihak untuk mendukung ketahanan pangan melalui peningkatan produktivitas hasil pertanian.

Berdasarkan keterangan tertulis yang diterima di Mataram, Selasa, kerja sama tersebut ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Direktur Komersil Pupuk Kaltim Gatoet Gembiro Noegroho, dengan Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan Suwandi, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB Husnul Fauzi, dan mitra multi pihak aliansi.

Penandatanganan nota kesepahaman yang dilakukan pada saat panen raya padi di Kabupaten Lombok Tengah, Minggu (23/8) tersebut, disaksikan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo, dan Gubernur NTB, H Zulkieflimansyah.

Baca juga: Pupuk Kaltim kembangkan PreciPalm, teknologi pertanian kelapa sawit

Gatoet menjelaskan Agro Solution digagas sebagai strategi meningkatkan loyalitas petani terhadap produk Pupuk Kaltim melalui pendampingan, sekaligus memfasilitasi akses manfaat selain pupuk, sehingga dapat meningkatkan hasil panen dan mendorong kesejahteraan petani.

Melalui aplikasi agro solution, tantangan utama ketahanan pangan seperti konversi lahan yang tidak terkendali, penurunan kualitas tanah, hingga infrastruktur pertanian yang terbatas, dapat teratasi dengan baik.

"Adanya sinergitas multi pihak, akses petani dalam memenuhi kebutuhan pertanian juga dipermudah dan lebih luas, sebagai manfaat layanan untuk petani secara holistik," katanya.

Pada program tersebut, lanjut Gatoet, Pupuk Kaltim mengalokasikan anggaran senilai Rp261,45 Juta untuk pelaksanaan demplot Agro Solution di 63 lokasi yang tersebar di seluruh wilayah NTB.

Baca juga: Dorong kemandirian petani, Pupuk Kaltim kembangkan program kemitraan

Menurut Gatoet, petani tak hanya mendapat modal untuk mendapatkan bibit, pupuk dan pestisida, tapi juga asuransi sebagai antisipasi kerugian saat gagal panen. Begitu pula penjualan hasil produksi juga difasilitasi kepada offtaker dengan harga lebih tinggi dari skema harga pasar.

Mentan Syahrul Yasin Limpo juga menyambut positif aliansi kemitraan pertanian berkelanjutan melalui Agro Solution. Ia optimis program tersebut dapat memperkuat produktivitas pertanian di NTB, guna meningkatkan kontribusi pada ketahanan pangan nasional. Hal ini tentunya juga bisa diaplikasikan ke provinsi lain, katanya.

"Pertanian harus kita kembangkan dengan kuat dan saya ingin sinergi ini terus berjalan. Apalagi NTB memiliki berbagai komoditas strategis yang menopang ketahanan pangan nasional, sehingga perlu dilakukan upaya penguatan pertanian," kata Syahrul.

Baca juga: Program kemitraan tingkatkan produksi pertanian di Jember

Pewarta: Awaludin
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020