Menurut Rita, peningkatan kasus DBD dilaporkan terjadi di Provinsi Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Barat, dan Maluku Utara.
"Di beberapa daerah, bulan Desember kasusnya meningkat jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya tapi kejadian luar biasa hanya dilaporkan terjadi di Kalimantan Tengah," katanya.
Ia menjelaskan pula bahwa jumlah kasus DBD selama tahun 2009 mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya.
Menurut data sementara pada Direktorat Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Kementerian Kesehatan, jumlah kasus DBD selama tahun 2009 sebanyak 137.600 kasus dengan 1.170 kematian.
"Tapi data kasus bulan Desember belum semua masuk," kata Rita.
Sedangkan jumlah kasus DBD tahun 2008 sebanyak 126.600 kasus dengan 1.084 kematian.
"Angka kematian masih di bawah satu persen, sekitar 0,85 persen," katanya.
Lebih lanjut dia menjelaskan, pemerintah berupaya mencegah peningkatan kasus penyakit yang menular melalui gigitan nyamuk aedes aegypti itu dengan menyampaikan peringatan kewaspadaan ke daerah setiap menjelang musim penghujan. Kasus DBD biasanya meningkat selama musim penghujan.
Kementerian Kesehatan, kata dia, sudah mengirimkan surat edaran berisi imbauan kepada kepala daerah untuk menjalankan upaya pencegahan penularan DBD pada bulan November 2009.
"Bulan Januari ini surat edaran akan dikirim lagi untuk mengingatkan kembali," katanya.
Pemerintah, kata dia, mengimbau pemerintah daerah menggerakkan warga untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk dengan 3M Plus (membersihkan, menutup dan mengubur barang yang bisa menjadi sarang nyamuk serta menaburkan abate pada tempat penampungan air).
"Musim hujan banyak genangan, bukan hanya di selokan saja tapi mungkin di talang juga ada, semua harus diperiksa ada jentiknya atau tidak dan dibersihkan," katanya.
Gerakan masyarakat untuk memberantas sarang nyamuk, kata dia, sangat penting untuk menekan penularan DBD.
"Kalau semua melakukannya secara rutin, kasusnya otomatis akan turun," katanya.
Namun demikian, ia menambahkan, gerakan masyarakat tersebut tentunya harus didukung kesiapan fasilitas dan tenaga kesehatan.
Pemerintah, kata dia, sudah menyiagakan fasilitas dan tenaga kesehatan untuk mengantisipasi kemungkinan adanya lonjakan kasus DBD.
Menurut dia, pemerintah juga sudah mengirimkan bantuan insektisida untuk daerah. "Tiap daerah dapat 1000-10 ribu liter insektisida, sesuai dengan luas wilayah dan jumlah penduduknya. Tapi kita kan tahu, penyemprotan insektisida bukan solusi karena itu hanya membunuh nyamuk dewasa saja," demikian Rita Kustriastuti.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010
Buang sampah di got depan rumah / belakang rumah.
Air got baunya busuk warnanya hitam,lalat hijau (willis) beterbangan di teras2 rumah (perumahan di daerah sekitar pasar kebayoran lama)
Tikus2 sebesar kelinci siang malam berkeliaran.
Kalau kesadaran masyarakatnya nol sampai kapanpun penyakit demi penyakit akan terus berkembang biak.