Jakarta (ANTARA News) - Kelompok yang menamakan dirinya sebagai Petisi 28 menggelar Deklarasi Tolak Mobil Mewah Pejabat di Doekoen Coffee, Pancoran, Jakarta Selatan, Kamis.
"Fasilitas mobil dinas pejabat yang disediakan begitu mewah sehingga mengeluarkan biaya anggaran yang sangat besar," kata Ketua Relawan Perjuangan Demokrasi (Repdem) DKI Jakarta, Masinton Pasaribu, yang membacakan Deklarasi Petisi 28 itu.
Menurut Petisi 28, mobil dinas mewah untuk pejabat telah menghambur-hamburkan uang negara dan mengakibatkan degradasi moralitas yang sangat besar.
Pada saat yang bersamaan, ujar dia, anggota legislatif sempat berperilaku tidak wajar dengan mempertontonkan adu mulut dan pertengkaran hingga melontarkan kata-kata tidak etis.
"Mengguritanya perilaku tidak wajar serta berfoya-foya para pemimpin dan pejabat telah menyedot anggaran negara yang sangat besar," katanya.
Seharusnya, lanjut Masinton, pejabat memberikan suri tauladan yang baik bagi rakyat yang mencerminkan seorang pemimpin bangsa.
Ia juga menegaskan, kelaparan yang merajalela merupakan cermin dari kemiskinan rakyat yang semakin meluas.
Sementara itu, Ketua Umum Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) Lalu Hilman Afriadi mengatakan, para pejabat seharusnya mencontoh tokoh-tokoh besar yang berani untuk hidup sederhana.
Sejumlah tokoh, ujar Hilman, yang layak untuk ditiru antara lain Khalifah Umar bin Abdul Aziz yang memerintah dengan sederhana tetapi dapat menyejahterakan rakyat, Mahatma Gandhi yang memperjuangkan kesetaraan kasta dan kaum perempuan di India, serta Nelson Mandela yang membela hak warga kulit hitam di Afrika Selatan.
"Pemimpin sejati dipilih untuk menyejahterakan rakyat," katanya.
Beberapa sosok lainnya yang hadir dalam pembacaan Deklarasi Petisi 28 antara lain mantan KSAD Jenderal (Purn) Tyasno Sudarto, dan rohaniawan Binky Irawan.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010