Jakarta (ANTARA News) - Warung Kopi (Warkop) DKI hanya satu dan tidak akan pernah ada penggantinya, kata Indro, personil yang masih tersisa setelah Kasino dan Dono meninggal dunia.
"Warkop hanya satu. Bahkan tidak pernah sedikitpun ada niat saya untuk membentuk warkop yunior," katanya, saat berbincang dengan wartawan dalam "Press Gathering" HUT Ke-15 Indosiar, di Jakarta, kemarin.
Menurut Indro, dirinya juga bangga Warkop dijuluki grup lawak legendaris di Indonesia karena tidak pernah pecah atau mengalami pergantian anggota. Sejak terbentuk pada 1970-an, tidak pernah pula ada anggota grup yang mengambil tawaran kerja secara sendiri.
"Kami selalu bertiga, Mulai dari job melawak, main film, menjadi pembawa acara, hingga masuk dapur rekaman untuk membuat kaset lawak. Bahkan hingga tinggal saya sendiri sekarang ini, tetap saja disebut Indro Warkop" katanya.
Pada puncak acara perayaan HUT Ke-15 Indosiar, yang akan diselenggarakan pada 11 Januari 2010 dalam bentuk pesta Semarak Fantasi 15, Indro kembali dipercayakan untuk mengemban tugas pembawa acara bersama Choky Sitohang, Ruben Onsu, dan Yuanita Christiani.
Baginya, kepercayaan yang diberikan pihak stasiun televisi swasta nasional itu juga sebuah kebanggaan.
"Ini juga memperlihatkan sikap konsisten Indosiar. Warkop selalu diminta menjadi MC sejak stasiun ini diluncurkan, bahkan sejak soft launchingnya. Ini berarti Warkop sudah 16 tahun bersama Indosiar," katanya.
Setelah Kasino dan Dono meninggal dunia, Indro pun membentuk Lembaga Warkop DKI sebagai satu paguyuban keluarga besar para anggotanya, sekaligus merancang usaha kreatif.
"Seperti kaos yang saya pakai sekarang, ini buatan kami dan dijual," katanya seraya menarik bagian dada kaos berwarna dasar putih motif kotak-kotak warna hitam simbol Warkop itu dengan kedua tangan.
Ia juga mengatakan dirinya adalah pengayom anak-anak Kasino dan Indro.
"Anak saya tujuh (termasuk anak-anak Kasino dan Indro - red), dan alhamdulillah mereka semua sudah jadi orang. Bahkan satu anak Dono baru saja lulus sebagai sarjana nuklir dengan predikat sangat memuaskan. Dia langsung jadi dosen di UGM (Yogyakarta) dan dapat tawaran bea siswa di Amerika Serikat," katanya.
Menjawab pertanyaan wartawan, Indro mengaku tidak pernah mengarahkan anak-anaknya itu menjadi seniman atau entertainer (artis).
"Sebagai orang tua, saya hanya mendorong dan membantu mereka dalam biaya studi. Itu kewajiban. Kalaupun nanti ada yang terjun di entertainment, mungkin anak bungsu saya. Dia sudah beberapa kali diajak main band dan nge-DJ," katanya.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010