Jakarta, (ANTARA News) - Bank Indonesia (BI) mengakui terjadi penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dalam beberapa hari terakhir sehingga penguatannya di atas normal.

"Termasuk agak cepat dalam dua-tiga hari ini. Itu karena sentimen pasar yang lebih banyak mempengaruhi ekspektasi mereka," kata Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Darmin Nasution di Gedung Djuanda Depkeu Jakarta, Kamis.

Menurut dia, penguatan rupiah terhadap dolar AS terjadi karena arus valuta asing (valas) yang masuk ke Indonesia.

"Jangan dilihat sebagai sesuatu yang permanen, ini saya kira memang pasar mencoba memprediksi bahwa `policy rate` kita tetap sehingga dia dulu-duluan masuk, sehingga dia memang agak besar masuknya pada beberapa hari terakhir," kata Darmin.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada akhir Desember 2009 lalu mencapai sekitar Rp9.500 per dolar AS, namun beberapa hari terakhir mencapai sekitar Rp9.200 per dolar AS.

Darmin memperkirakan beberapa hari setelah pengumuman BI rate yang tetap, penguatan rupiah tidak akan menguat secepat dalam dua-tiga hari terakhir.

"Sekarang memang sedang agak menguat, tetapi juga harus dilihat karena yang masuk banyak ya menguat, nanti melemah sedikit. Jadi selalu ada naik-turunnya," katanya.

Ketika ditanya apakah tingkat kurs saat ini nyaman untuk kegiatan ekspor-impor, Darmin mengatakan, jangan terpengaruh dengan pergerakan rupiah hanya dalam dua-tiga hari saja.

"Jangan terpengaruh dengan pergerakan dua-tiga hari saja," tegasnya.(*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010