Kota Gaza, (ANTARA News) - Israel diperkirakan akan melakukan gencatan senjata sepihak setelah mereka memperoleh dukungan dari AS dan Mesir untuk mencegah penyelundupan senjata ke Jalur Gaza menurut sejumlah pejabat seperti dikutip AFP, Jumat.
Seorang pejabat tinggi Israel mengatakan kabinet Perdana Menteri Ehud Olmert pada pertemuan Sabtu malam diperkirakan mendukung usulan gencatan senjata yang intinya adalah Israel akan menghentikan penembakan meski tanpa kesepakatan timbal-balik dari HAMAS.
Namun, menurut ketentuan-ketentuan usulan itu, pasukan Israel akan tetap berada di dalam wilayah Gaza selama kurun waktu yang tidak dijelaskan, kata seorang pejabat tinggi pemerintah Israel.
"Kabinet Israel diperkirakan memberikan suara yang mendukung gencatan senjata sepihak pada pertemuan besok setelah penandatanganan memorandum di Washington dan kemajuan berarti yang dicapai di Kairo," kata pejabat yang tidak bersedia disebutkan namanya itu kepada AFP.
"Pasukan Israel akan tetap berada di Gaza setelah gencatan senjata sepihak diberlakukan," katanya.
Terobosan itu dicapai setelah Menteri Luar Negeri Israel Tzipi Livni menandatangani sebuah perjanjian di Washington dengan Menlu AS Condoleezza Rice dimana AS akan meningkatkan pengawasn untuk mencegah penyelundupan senjata ke Gaza, dan setelah seorang utusan tinggi Israel kembali dari perundingan dengan para pejabat di Kairo.
"Olmert puas dengan hasil perundingan di Kairo, yang menjawab tuntutan-tuntutan dasar Israel" bagi penghentian serangan roket Hamas dan perjanjian koordinasi antara Israel dan Mesir mengenai pembukaan lintasan-lintasan penyeberangan di Gaza, kata pejabat itu.
"Olmert puas dengan memorandum dengan AS dan perundingan di Mesir," katanya.(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009