#IndonesiaCare harus benar-benar tumbuh. Inilah payung antusiasme kolektif untuk peduli terhadap kebaikan bersama dengan menjalankan protokol kesehatan

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menggelar Gerakan Bersih Indah Sehat dan Aman (BISA) dan Gerakan Pakai Masker (GPM) di sejumlah destinasi wisata Tanah Air.

Deputi Bidang Kebijakan Strategis Kemenparekraf/Baparekraf R Kurleni Ukar dalam keterangannya, Senin, mengatakan, antusiasme kolektif dalam menerapkan protokol kesehatan harus tumbuh tidak hanya dari insan pariwisata dan ekonomi kreatif, tapi juga masyarakat.

"Penerapan protokol kesehatan harus menjadi budaya baru yang ditumbuhkan oleh seluruh pihak untuk bangkit kembali dengan menciptakan peluang-peluang baru di era adaptasi kebiasaan baru di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif," kata Kurleni Ukar.

Baca juga: Kemenparekraf persiapkan wisata dalam tatanan kehidupan era baru

Kegiatan bersama ini adalah upaya untuk menggemakan semangat bergerak dan maju bersama membangun kembali kepercayaan wisatawan terhadap pariwisata Indonesia.

Rangkaian kegiatan akan dimulai pada 26 Agustus 2020 di Biduk-Biduk, Berau, Kalimantan Timur, selanjutnya pada 5 dan 6 September di Banyuwangi, Malang, Probolinggo, dan Bali pada 12 September 2020.

Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri, sehingga diperlukan dukungan kolektif dari semua pihak. “Semangat inilah yang akan dibangun dalam kegiatan bersama Kemenparekraf, Komisi X DPR/RI dan Komunitas Gerakan Pakai Masker dan didukung pemerintah daerah, asosiasi komunitas, dan pihak lainnya di destinasi,” katanya.

Baca juga: Kemenparekraf dorong objek wisata di Kudus terapkan "Gerakan BISA"

Gerakan BISA merupakan program semacam padat karya di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang melibatkan para pelaku usaha parekraf dan masyarakat terdampak COVID-19 di sekitar destinasi wisata.

Sementara GPM merupakan upaya membantu mewujudkan masyarakat Indonesia yang memiliki kesadaran tinggi dalam memakai masker secara benar sebagai kebiasaan dan perilaku sehari-hari.

"#IndonesiaCare harus benar-benar tumbuh. Inilah payung antusiasme kolektif untuk peduli terhadap kebaikan bersama dengan menjalankan protokol kesehatan," kata Kurleni Ukar.

Baca juga: Kemenparekraf gencarkan promosi untuk bangkitkan pariwisata Indonesia

Ketua GPM Sigit Pramono mengatakan industri pariwisata adalah industri yang memiliki multiplier effect besar dan sangat padat karya.

“Karena itu industri ini harus tetap menggeliat, caranya para pelaku pariwisata dari pedagang di destinasi wisata, pemilik homestay, hingga pemandu wisata harus menggunakan masker agar para wisatawan confidence untuk datang,” katanya.

GPM adalah sebuah gerakan kampanye publik yang diinisiasi oleh sejumlah tokoh masyarakat, tokoh agama, jurnalis senior, tokoh perempuan, dan para profesional.

Baca juga: Kemenparekraf pulihkan wisata lewat program adaptasi kebiasaan baru

“GPM mengedukasi masyarakat untuk memakai masker dengan cara yang benar. Terbukti dengan pemakaian yang benar, akan menurunkan risiko tertular dan menularkan COVID-19 hingga 75 persen,” tambah Sigit Pramono.

Selain itu, kata dia, bonusnya Indonesia dapat sekaligus melakukan rebranding agar persepsi bangsa lain terhadap Indonesia dalam penanganan pandemi membaik, sehingga Indonesia akan menjadi negara pilihan pertama yang akan dikunjungi investor untuk melakukan transaksi bisnis, termasuk kunjungan wisatawan asing.

Wakil Ketua Komisi X Hetifah Sjaifudian berharap semangat yang digaungkan dalam kolaborasi kegiatan ini diharapkan benar-benar dapat mendorong budaya baru di kalangan masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan dengan baik.

Baca juga: Kemenparekraf gelar Gerakan BISA di Curug Cinulang Jawa Barat

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020