"Impor gula yang menjadi tugas Perum Bulog tuntas pada 15 Februari mendatang, sedangkan 6000 ton ditargetkan tiba Januari ini," kata Dirut Perum Bulog, Soetarto Alimoeso, di Bandung, Rabu.
Menurut Soetarto, Perum Bulog menjadi salah satu BUMN yang mendapat penugasan pengadaan impor gula nasional yang totalnya mencapai 500.000 ton di awal 2010 ini.
BUMN yang selama ini menggawangi ketersediaan pangan nasional itu mendapat penugasan impor gula bersama beberapa BUMN lainnya seperti PTPN dan Rajawali Nusantara Indonesia.
"Bulog menggandeng dua perusahaan dari Singpura untuk pengadaan gula ini. Semuanya sudah siap namun kan harus memenuhi prosedur pengapalannya, namun 15 Februari nanti beres," katanya.
Kedua perusahaan tersebut, kata dia memiliki kriteria dan persyaratan untuk perdagangan gula internasional. Salah satunya memiliki sertifikasi internasional.
Ia menyebutkan, impor gula dilakukan dengan mengikuti harga gula dunia yakni sekitar 741 dolar AS per ton.
Dengan harga gula dunia sebesar itu kata, Soetarto Bulog diharapkan bisa melepas dengan harga Rp9.500 per kilogram. Sedangkan harga gula di pasaran saat ini meroket antara Rp10.500 hingga Rp11.000 per kilogram.
Pendistribusian gula impor Bulog dilakukan di wilayah DKI Jakarta, Jabar, Bengkulu, Sumatera Barat dan Riau.
Terkait rencana Perum Bulog untuk mendukung program ketersediaan gula nasional, menurut Soetarto, perusahaannya telah melakukan sejumlah pembicaraan dengan pihak PTPN IX, X, XII serta PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) untuk rencana pendistribusian gula pasir.
"Kami sudah bertemu dengan pimpinan mereka untuk membicarakan hal itu, ada kesanggupan dari mereka untuk pengadaan sekitar 600 ribu ton gula pasir. Namun hal itu masih akan dibahas lebih lanjut," kata Dirut Perum Bulog itu menambahkan.
(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010