Padang (ANTARA News) - Direktur Kepatuhan PT Bank Mutiara Tbk Erwin Prasetio mengatakan, pada 2010 bank tersebut menargetkan laba Rp300 miliar lebih.
"Pada 2009 kita mampu membukukan laba Rp250 miliar dengan Non Perfoming Loan (NPL) 4,6 persen," kata Erwin usai penandatanganan naskah kerjasama rehab bangunan SD 07 Apar, Pariaman, Sumbar, Rabu.
Bank Mutiara membantu pembiayaan rehabilitasi SD yang rusak akibat gempa 30 September 2009 tersebut.
Erwin mengatakan, Bank Mutiara memperlihatkan kinerja yang baik, yang ditunjukkan kinerja keuangannya pada 2009.
"Alhamdulillah dalam penilaian 2009, target-target kita terpenuhi," ujarnya.
Ia mengungkapkan, sejak diambil alih Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), bank yang dulu bernama Bank Century itu, berupaya melakukan rebranding.
"Yang pasti dari sisi tata kerja, prosedur, dan operasional kita berubah. Kita berupaya meningkatkan good corporate governance," katanya
Selain itu, perubahan organisasi juga dilakukan di Bank Mutiara. Caranya dengan merampingkan struktur, sehingga operasional bisnis lebih mudah dikontrol.
"Kita juga memberi perhatian kepada semangat kerja karyawan dengan mengubah budaya kerja atau corporate culture," katanya.
Selain itu, kontrol terhadap risiko juga ditingkatkan dengan memotivasi pegawai.
"Selama ini mereka tertekan, karena mendapat imej yang kurang bagus di mata masyarakat," katanya.
Ditanya target pembiayaan 2010, Erwin mengatakan, tetap fokus ke pembiayaan sektor mikro.
"Kami akan memperkuat kredit bisnis multifinance. Selama ini kami kuat di bidang ini," katanya.
Dilirik Investor
Erwin mengungkapkan, saat ini Bank Mutiara sudah dilirik sejumlah investor.
"Sudah ada yang melirik kita. Pembicaraan dengan manajemen sudah dilakukan, namun saya tidak bisa sebutkan investornya," katanya.
Sesuai dengan ketentuan LPS, bank yang diambil alih mesti bisa dijual (kinerjanya bagus) tiga tahun setelah pengambilalihan.
Menurut dia, Bank Mutiara sebenarnya memiliki potensi yang cukup bagus.
"Kita selama ini eksis di lingkungan komunitas Tionghoa. Mereka sangat loyal. Terus terang untuk pendanaan kepada mereka tidak pernah ada iming-iming," ujarnya.
Pada 2010, katanya, Bank Mutiara menargetkan penambahan lima cabang, yakni di Jakarta tiga cabang, Kalimantan dan Bandung.
Bank Mutiara sahamnya dikuasai LPS 99,996 persen. Sedangkan saham pemegang lama 0,004 persen.
Rehab SD
Sebagai kepedulian terhadap korban gempa Sumbar, Bank Mutiara membantu pendanaan rehab gedung SD 07 Apar, Pariaman, Sumbar.
Penandatanganan naskah kerjasama rehab tersebut dilakukan Direktur Bank Mutiara Erwin Prasetio dengan Wakil Walikota Pariaman Helmi Darlis di kediaman walikota, Rabu siang.
Direktur Bank Mutiara Erwin Prasetio mengatakan, rehabilitasi itu merupakan bentuk kepedulian bank tersebut melalui program Mutiara Peduli, terhadap bencana di Sumbar.
"Semoga bantuan ini bisa membantu kelangsungan pendidikan para generasi bangsa kita," katanya.
(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010