pasien COVID-19 terbanyak berasal dari klaster fasilitas kesehatan
Jakarta (ANTARA) - Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat telah terjadi sembilan klaster penularan COVID-19 selama bulan Agustus 2020 sehingga menyumbang bertambahnya jumlah kasus positif virus ini di ibu kota.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mencontohkan klaster para pekerja migran atau anak buah kapal (ABK) yang dikarantina di Jakarta, kemudian klaster kegiatan keagamaan, hingga klaster rumah tahanan (Rutan).
Baca juga: Pedagang Pasar Mayestik meninggal akibat COVID-19? Cek faktanya
"ABK atau pekerja migran Indonesia itu ada 962 orang dan 26 kasus juga ditemukan di rutan," ucap Widyastuti dalam rekaman video yang diunggah di kanal Youtube Pemprov DKI, Senin.
Meski klaster baru bermunculan, namun Widyastuti mengatakan, pasien COVID-19 terbanyak berasal dari klaster fasilitas kesehatan.
Dia menyebutkan bahwa banyak warga yang secara mandiri datang ke fasilitas kesehatan untuk memeriksakan diri dan kemudian divonis positif terinfeksi COVID-19.
"Warga yang datang ke rumah sakit jumlahnya 56 persen atau 8.850 orang," ujarnya dalam video itu.
Baca juga: Ombudsman ingatkan ganjil genap justru bisa munculkan klaster baru
Selain itu, jumlah pasien dari hasil penelurusan atau active case finding (ACF) dari komunitas warga ada sebanyak 4.068 orang.
"Pasien di komunitas ada 25 persen dengan jumlah 4.068 orang. Ini adalah warga hasil tracing atau ACF, kalau enggak dicari ya enggak akan ketemu," kata dia.
Baca juga: Anies perketat pengawasan dunia usaha terkait klaster perkantoran
Adapun daftar klaster baru penularan COVID-19 selama Agustus 2020 adalah:
1. Pasien di RS : 8.850 orang;
2. Pasien di Komunitas : 4.068 orang;
3. ABK atau Pekerja Migran Indonesia : 962 orang;
4. Perkantoran : 776 orang;
5. Pasar : 589 orang;
6. Pegawai Fasilitas Kesehatan : 326 orang;
7. Kegiatan keagamaan : 134 orang;
8. Panti : 35 orang;
9. Lapas atau Rutan : 26 kasus.
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2020