"Saat kejadian saya sedang mengetik di lantai dua, dan tiba-tiba ada suara keras seperti ledakan bom menimpa atap. Seketika ruangan di lantai dua penuh dengan debu dari tembok," kata saksi mata yang juga perawat di Puskesmas Cipageran, Nurhayati (26), Rabu.
Ia tidak menyangka angin kencang disertai hujan deras dan sambaran petir pada Selasa (5/1) sore akan menyebabkan ambruknya dinding lantai III gedung SD Cipageran yang letaknya bersebelahan dengan Puskesmas Cipageran.
"Bangunan SD Cipageran itu baru saja selesai dibangun, kalau tidak salah baru sekitar satu bulan yang lalu, tetapi entah mengapa bisa ambruk karena angin," katanya.
Menurut dia, selain merusak lantai dua Puskesmas Cipageran, dua unit komputer, satu buah layar infokus, tiga meja kerja, bak penampung air dan taman belakang puskesmas juga mengalami kerusakan akibat ditimpa reruntuhan tembok.
"Kerusakannya cukup banyak mas, tapi alhamdulillah tidak ada korban jiwa karena kejadiannya sore hari dan tidak ada pasien yang berobat ke puskesmas," kata Nurhayati.
Sementara itu, Kepala Bidang Perumahan dan Gedung Dinas Pekerjaan Umum Kota Cimahi Yusi F Karim mengatakan ambruknya dinding SD Cipageran Mandiri I tersebut bukan karena kesalahan konstruksi saat proses pembangunan.
"Tidak ada kesalahan dalam konstruksi bangunannya, dan kami telah mengecek ke pihak pengembang," katanya.
Menurut dia, plafon bangunan yang terdapat di lantai tiga gedung tersebut tidak kuat menahan desakan angin yang masuk ke dalam ruangan kelas sehingga membuat bangunan tembok atau dindingnya terangkat dan ambruk mengenai bangunan puskesmas.
"Bukti kuatnya terjangan angin adalah runtuhnya dinding yang mengenai bangunan puskesmas. Kalau tidak ada angin, reruntuhannya pasti akan menimpa ke bawah, bukan ke samping (lantai dua puskesmas)," katanya.
Ia mengatakan saat ini pihaknya sudah menghubungi pihak pengembang untuk memperbaiki dinding gedung SD yang ambruk akibat diterjang angin puting beliung itu.
(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010