Solo (ANTARA News) - Boeing 737-400 Sriwjaya Air bernomor penerbangan JK-211 jurusan Solo-Jakarta terpaksa menunda keberangkatan dari Bandara Adi Sumarmo Surakarta, Rabu, karena salah satu sayapnya mengalami kerusakan.
Pesawat yang sedianya berangkat pukul 07.00 WIB terpaksa tertunda hingga 13.00 WIB, sedangkan 149 penumpangnya harus menunggu di ruang tunggu hingga selesai perbaikan oleh para teknisi pesawat.
Marsono (43) salah satu penumpang Sriwijaya Air berkisah, setelah seluruh penumpang diminta masuk pesawat dan pesawat mulai ditarik ke landasan pacu, awak pesawat tiba-tiba memberitahukan penumpang bahwa pesawat batal "take off" karena ada gangguan.
Manajer Pelaksana Tugas Airport Adi Sumarmo Surakarta Edy Wartono lalu menjelaskan, penerbangan Sriwijaya ke Jakarta itu ditunda karena ada gangguan pada sistem indikator "flop" di sayap bagian kiri.
Menurut Edy, teknisi Sriwijaya sedang memperbaiki dan mendatangkan alat yang dibawa Garuda Indonesia dari Jakarta dan setelah diperbaiki pesawat kembali terbang sekitar pukul 13.00 WIB.
"Jika flop yang rusak Direktorat Jendera Udara dari Yogyakarta akan datang ke sini, tapi yang rusak hanya indikatornya saja mereka cukup melalui telepon dan sudah kembali normal," katanya.
Menurut Edy, pilot harus tegas dan tepat menentukan, jika ada salah satu indikator tidak berfungsi, dia tidak berani terbang. "Instrumen pesawat itu sedemikian rupa sehingga jika salah satu indikator tidak menyala dia tidak mau memberangkatkan pesawatnya".
Insiden kecil ini telah mempengaruhi kedatangan pesawat Sriwijaya lainnya dengan jurusan sama yang seharusnya tiba di Bandara Adi Sumarmo pukul 11.20 WIB dengan menjadi tertunda pada pukul 14:50 WIB.
Supervisor Servis Sriwijaya Air di Bandara Adi Sumarmo Surakarta, Chaesar Tutuko membenarkan bahwa pesawat yang dipiloti Kapten Candra Gunawan itu mengalami gangguan di indikator flop sayap kiri yang bentuknya seperti spedometer itu.
"Keputusan pilot sudah benar karena kita mengutamakan keselamatan," katanya.
Chaesar mengungkapkan, dari 149 penumpang yang sedianya berangkat lewat pesawat itu, hanya 50 orang yang bersedia terbang dengan pesawat yang sama.
"Penumpang yang batal berangkat dan rumahnya jauh kita siapkan penginapan untuk diberangkatkan pada penerbangan pertama, Kamis (7/1)," kata Chaesar. (*)
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010