"Dukungan NU terhadap negara mutlak tanpa reserve (tanpa syarat)," kata Hasyim Muzadi saat peresmian kantor Pengurus Wilayah (PW) NU Sumut di Medan, Rabu.
Ia mengatakan, komitmen NU terhadap negara itu sudah diterapkan sejak lama dan dikukuhkan Muktamar yang diselengarakan pada 1983.
Melalui komitmen itu, NU dan seluruh kadernya tidak akan pernah menggugat, apalagi sampai melakukan tindakan yang dapat mengancam keselamatan negara.
Namun, komitmen itu sering disalahartikan, termasuk oleh kalangan penyelenggara negara dengan menganggap NU sebagai "anak baik" yang kurang diperhitungkan.
Hal itu terbukti dari sedikitnya perhatian penyelenggara negara terhadap NU. "Apa perlu NU menjadi `anak nakal` baru diperhatikan," katanya.
Menurut Hasyim, dukungan dan loyalitas mutlak NU itu hanya ditujukan kepada eksistensi negara, bukan terkait penyelenggaraan pemerintahan.
Dia menuturkan, jika menyangkut pemerintah, NU akan bersifat amar ma'ruf nahi munkar atau bersikap kritis terhadap segala kebijakan yang dianggap tidak sesuai atau kurang bermanfaat bagi masyarakat.
Namun, sikap kritis NU itu tidak akan ditunjukkan dengan upaya pemberontakan atau tindakan lain yang dapat menjatuhkan pemerintahan yang sedang berjalan.
NU akan terus melakukan kritikan sambil menunggu akhir masa pemerintahan yang berjalan untuk melakukan pergantian secara konstitusional.
"Karena itu, NU tidak pernah meminta pemberhentian di tengah jalan," katanya.(*)
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010